Archive for April 2013

12 IPS 1

Seperti dihari biasanya, yang hampir setiap hari aku hadir paling awal dikelas. Agenda rutinnya, duduk, melamun, atau tidur dikelas.Karena, sekolah yang masih sunyi, tanpa manusia bergerombol. Hanya segelintir saja. Ketika itu aku hadir dikelas, duduk, melamun memandangi sekeliling sisi kelas. Melihat kipas angin yang sudah mulai bertebal debu, bangku-bangku oranye yang mengilap, papan tulis yang pinggirannya menjadi lahan empuk kreasi Redho, calon arsitek. Disudut kiri terlihat Disspenser putih yang kutanda tangani.

Aku menghirup bau pengharum ruangan yang menyegarkan. Tenang, sejuk, dan hampa. Datang disaat lebih pagi ini sangat kusenangi, disaat inilah, untuk beberapa menit aku bisa mersasakan ketenangan yang hampa, dan kesejukan yang lumayan hampa pula. Dimana tak akan kudengar kebisingan, atau jeritan tsidak penting.

Sebenarnya, aku bersekolah di Madrasah aliyah. Sebuah tempat yang dianggap sebagai tempat yang menjunjung tinggi pendidikan akidah, akhlak, agama, dan moral. Namun, ada juga yang beranggapan bahwa, madrasah aliyah adalah satu-satunya jalan bagi orang tua yang anak-anaknya tidak diterima di SMA negeri yang diinginkan. Semacam batu loncatan. Mungkin. Bisa jadi itu saya.

Sebenarnya, aku memang tidak diterima di SMA negeri. Tidak ada jalan lain untukku, untuk tidak memilih Madrasah aliyah. Terkadang memang pilihan itulah yang dapat merusak hati kita. Ketika aku terdampar disekolah ini, hanya pasrah kujalani yang harus kujalani ini. Ku tak mengerti jalan takdir yang sekejam ini membuangku di Madrasah aliyah ini. Dan semua senyumku seakan terbungkam, dulu.

***

Kelas 12 IPS 1, kelas yang asri, indah, dan berbeda. Dimana disini, untuk ketiga kalinya, Abdul Hakim selalu menjadi ketua kelas. Tapi kali ini, ia memiliki sistem pemerintahan kelas yang berbeda dan lebih ekstrim. Kelas kami seakan menjadi suatu negara kecil yang sudah maju.

Di dinding kelas pada umumnya terdapat dua buah foto manusia pilihan -Presiden dan wakilnya,s dan burung garuda yang bediri gagah diantara mereka. Tapi berbeda dikelas kami, akibat tangan hakimlah, ditambahnya dengan dua bingkai yang bertuliskan "Daftar imam solay Dzuhur" dan "Daftar pembaca doa" setiap harinya. Betapa luar biasa kelas kami, bukan?

Kelas ini diisi oleh orang-orang hebat. Ada yang pintar, ganteng, cantik, jelek, wangi, bsusuk, baik, buruk, semua ada. Jadi kalo diibaratkan toko, kelas kami ini toko serba ada. Jadi kalo mau cari apapun, datang ke kelas kami. Ada Hakim dan Welly yang kesehariannya diisi dengan mengaji, menceramahi orang-orang. Ada juga Redho yang lihai mengolah spidol kelas kedalam kanvas papan tulis untuk menjadi suatu karya bernilai mahal. Atau ada juga persaingan antara dua penjual pulsa, Wanda dan Nopri. Kios pulsa berjalan.

Masih banyak lagi keunikan dan aspek-aspek luar biasa kelas ku ini. Tak akan cukup satu ku jabarkan. Tapi, ini saat-aat terakhir untuk ku menikmati kelas 12 IPS 1 itu. Padahal masih ingin kujelaskan tentang lekuk, tekstur, dan kejenuhan yang mencampur menjadi satu dan ssinkron di Madrasah ini.

***

Waktus sudah tak akan lama lagi, Semua kenangan akan kelas ini tiba-tiba bercampur aduk, mulai dari titik awal aku berdiri disini. Dimana pertama kali aku menginjakkan kaki diMadrasah aliyah ini. Ketika aku diharuskan berbaur dengan manusia-manusia yang sama sekali tak ku kenal, dan pada akhirnya, aku akan menancapkan langkah terakhirku, disini.

Semua kenangan itu berbaur, menghujam desiran otak untuk aku selalu berfikir, betapa indahnya rencana Allah mempersatukan kami disini. Semua yang kelihatannya mudah untuk terlupakan, tak akan dapat kulakukan itu. Karena semuanya, 12 IPS 1, dan keindahannya, tak akan menjadi sesuatu yang terbuang. Saat yang berharga dan tak akan tereka oleh ata-kata itu, sekarang aku baru menyadari semuanya, setelah detik-detik akhir aku disini. Aku menyayangi semuanya, tanpa aku mencintai keadaannya.

Posted in | Leave a comment
Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com.