Archive for Maret 2015

1+1+1=0

Sebatas apa keadilan dalam cinta?
Sebatas ada yang lama berjuang namun hanya disuruh tetap sabar, atau ada orang baru yang langsung bisa ada ikatan?

Contohnya, ada tamu yang sudah lama datang, disuguhkan minum, dan makanan dan hanya duduk-duduk manis di teras rumah, sedangkan ada tamu yang baru datang tapi langsung disuruh masuk ke dalam rumah.

Jika cinta memang tidak mengenal keadilan, lalu mengapa harus ada perjuangan? Aku susah mendeskripsikannya, tapi andai saja mata, telinga, dan hatiku yang bisa berbicara, nangislah.

Mungkin juga keadilannya untuk orang yang jelek hanya sebatas itu. Cukup menunggu, menunggu, dan harus sabar ujungnya.

Mau apalagi?
Rasa-rasanya. . .

Takdir pecundang memang seperti ini. . .

Posted in | 1 Comment

3 Bahan, 1 rasa, dalam 1 Bungkus Cerita

Ada rasa yang memang tak harus diteruskan, dan ada prasangka yang sudah cukup aku tahu kulitnya. Perasaan sepi yang dulu sangat akrab denganku memang pernah kulepas pergi, aku kira ia bakal lama pergi, ternyata dia kembali. Tapi, aku harus beradaptasi lagi dengan sepi, sudah lama tak jumpa, bahkan rasanya pun aku sudah lupa. Lucu ya, ternyata sepi itu pergi untuk kembali, dia memang banyak diam, namun pasti. Dia juga tak banyak menyakiti, tapi dia buat kelu.

Semua kembali lagi, setelah tidak ada yang bisa aku dapatkan dari ke egoisanku menentang takdir. Aku terlalu asik berusaha, terlalu jumawa berikhtiar, tapi aku lupa satu batasan yang memang membuat aku harus terjun lagi.

Aku lupa bahwa selama ini aku hanya mencari "bonus" dari apa yang aku idam-idamkan. Tapi, bonus nya tinggal isapan jempol. Ternyata kosong. Eh, atau memang aku yang kalah, aku tidak sekuat ambisi ku, aku juga tidak sekuat harapanku. Ya tapi, "sesuatu-yang-pernah-kuanggap-baik-itu" mungkin masih menghantui.

Kamu semangat ya, aku sayang kamu.

-------

Banyak pelajaran yang aku geluti akhir-akhir ini. Panjang perjalanan untuk bisa naik ke kelas selanjutnya. Tapi aku masih gagal dalan ujian yang diselenggarakan. Membuatku harus tetap tinggal disini, dan yang lain, sudah akan naik ke kelas yang lebih tinggi. Banyak yang harus aku perbaiki, memang.

Aku pernah bermimpi bahwa bahagia kamu itu hanya aku, atau aku juga sering berandai-andai kalau yang bisa kamu andalkan itu, cuma aku. Tapi setelah aku terbangun dari tidurku, aku sadar, oh hanya mimpi.

Aku pernah berjanji tak akan pernah lelah untuk selalu ada dan selalu hadir dalam hidupmu. Tapi ternyata aku bukan pria yang bisa menepati janji, aku sendiri yang mengingkarinya, karena keadaan.

Aku berusaha menjadikan apa yang aku inginkan sebagai apa yang aku butuhkan, ternyata aku egois. Itu yang membuat aku belum baik dan mungkin masih harus belajar menjadi baik.

-------

Malam mungkin telah membuat perikatan bahwa ia akan sili berganti menjaga manusia dengan malam-malam berikutnya tanpa lelah. Tapi mengapa kita lelah?

Apakah matahari pun telah ikut berkoordinasi dengan yang maha punya, karena nyatanya ia selalu hadir, datang, dan ada saat manusia butuhkan, tanpa diminta. Tapi mengapa kita hilang?

Aku yakin bahwa bulan telah berjanji pada semesta, bahwa ia akan selalu menerangi malam hingga manusia-manusia dibumi hilang dari peradaban. Tapi mengapa kita ingkar?

Mungkinkah belum cukup hujan memberi pertanda bahwa setiap ia datang, manusia harus bersembunyi, berlindung, dan bernaung ditempat yang teduh. Tapi mengapa kita menjadi kemarau?

Kau tau aku pernah bermimpi bahwa akan datang matahari dimalam hari, atau bulan disiang hari? Rasa-rasanya itu sama seperti aku berharap kau jangan lelah, kau jangan hilang, kau tidak boleh ingkar, dan kau jangan menjadi kemarau.

Aku juga pernah berandai bahwa akan ada hujan diterang bulan yang aku cahayanya kilau menembus jendela, bahkan hingga pori-pori dinding sekalipun. Aku berteduh didalam tempat yang bisa melindungiku, dan aku bersembunyi dari petir yang bisa membunuhku setiap saat, dan aku bernaung untuk kenyamananku sendiri.

Andai sesuatu-yang-pernah-kuanggap-baik itu.
Tapi nyatanya? Aku adalah kamu, dan kamu memang bukan aku. Karena waktu belum mau bersekutu, jadi, aku harus ikhlas lagi.

Posted in , | Leave a comment
Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com.