Archive for Juli 2014

Doaku Untukmu

Sudah lama tampaknya aku tak bergusar dalam goresan-goresan, terakhir lalu saat aku bersikukuh berhenti melawan takdir itu. Takdir yang sudah banyak orang tahu, tentang ke egoisan yang diharamkan mereka, dan sebagian lagi hanya senyum menggerutui tiap langkah yang kuambil. Namun aku katakan dalam tulisanku sebelumnya, aku benar-benar sudah kalah. Aku menyerah pada takdir yang bertahun kucoba lawan, dan takdir yang ada dan tiada pun oleh ulahku sendiri.

Demi apapun aku tak ingin 'dejavu' macam itu kembali menghampiri, cukup bagiku menjadi pesalah yang bertahun mengalah, dan aku ingin bangkit untuk menghancurkan tembok-tembok yang lambat laun akan membentuk stigma buruk tentang diriku ini. Aku bisa berdiri dalam ke egoisanku, tapi aku sulit bertahan karena tak ada yang mampu mengimbangiku dalam ke egoisan itu. Aku mengharapkanmu mampu untuk itu.

Puji syukur, aku terlahir dengan sebuah tekad kuat dan ketetapan hati untuk memilih seorang yang kuanggap mampu untuk menjadi teman yang akan mengimbangiku dalam ke egoisan itu. Ketika penyeimbang itu dikirim Tuhan untukku, makan ke egoisan itu aku yakin akan disulapnya menjadi kehangatan yang sedikit pedas, tapi tetap nikmat. Persis seperti semangkuk bakso yang biasa kunikmati.

Perjalanan yang mungkin sudah lumayan panjang yang telah dipersembahkan yang Maha Skenario padaku sudah memberikanku banyak pelajaran dan pemahaman. Tentang, oh itu yang namanya susah, dan Waw ini toh kenikmatan dunia. Semua seakan terangkum nyata dalam setiap langkahku menapaki jejak jejak baru yang akan dan atau harus kutemui kedepannya. Semua sangat berharga.

Aku menemukanmu sebagai sosok yang indah. Dalam gemulaian parasmu dan dalam cerita-ceritamu aku berfikir apakah kau akan masuk dalam jejak jejak hidupku kedepannya. Mungkin terlalu dini untuk mengatakan demikian, sebab semua kemungkinan masih akan terjadi kedepannya. Namun apasalahnya aku mencoba merangkum apa yang aku lihat dan mencoba menerka semua yang ingin kubangun dalam pondasi yang mungkin akan kita isi berdua nanti, atau akan tetal kuisi sendiri.

Aku kembali terpatri dan kuharap aku terpatri pada posisi terbaik yang dijanjikan Tuhan untuk hambanya yang berusaha untuk menjadi baik. Aku berusaha menambatkan hati ini padamu, walau mungkin akan sulit terjamah akan sosokku yang sukar dalam urusan seperti ini. Aku memang lebih sering dipecundangi dalam hal ini, sedikit dikasih gula, sisanya akan menjadi pahit juga. Namun, aku bukan bersikap apatis terhadap sebuah rasa, aku hanya ingin antipati terhadap setiap yang dulu pernah terjadi.

Segenap pertanyaan menyeruak ke permukaan, pantaskah aku mengagumimu? Sia-siakah aku mengharapkanmu? Padahal aku pun tak pernah mempersulit perkara ini. Hanya saja, banyak orang yang terlalu ingin turut mencampuri sebuah lahan yang sampai kapanpun mereka tak akan bisa menginjakan kaki disana. Lahanku ya lahanku. Tapi, tidak salah mereka menyibukan perkara ini demikian, karena itu logis dan mungkin realistis. Yang kemudian akan menjadi acuan bagiku, untuk tetap lanjut, dan menghargai setiap proses yang akan berjalan dan mencintai proses itu, atau berhenti dan mencari perkara baru.

Serba salah menjadi diriku yang ditakdirkan akan hal ini. Namun sejauh ini aku akan tetap tegap berdiri dan aku akan setia dalam pengharapan bahwa ini yang akan kubuahi dikemudian hari. Berusaha menjadi seseorang seperti janji Tuhan, orang baik untuk orang baik. Dan aku tahu diriku sekarang belum menjadi orang yang baik untuk menggapai dirimu
yang baik itu. Aku masih harus banyak berusaha dan belajar dari hidup ini.

Bantu aku untuk tetap bertahan dalam semua kebaikan yang akan ku usahakan, bimbing aku dalam setiap lantunan kebaikan yang akan kita cita-citakan, dan sambut aku dengan senyuman saat kita ditakdirkan untuk bersanding.

One day, we can going stand there and be happy.

Posted in | Leave a comment
Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com.