Archive for Agustus 2012

Pertumbuhan Hidupku

"Manusia akan mengalami perubahan, layaknya tunas yang akan tumbuh menjadi pohon yang berbuah." Mungkin ungkapan itu pula yang berlaku pada diri saya. Pepatah tersebut khusus menyindir saya, atau yang membuat pepatah itu sendiri adalah nenek moyang saya. Perubahan mutlak terjadi pada diri saya. Khususnya Fisik. Tapi, itu kata orang. Saya menyadari kalo fisik seseorang itu akan mengalami perubahan.

Namun, jujur saya tidak pernah dan sampai saat ini pun belum menyadari perubahan itu. Ketika saya berkaca, saya tidak melihat apapun yang berubah pada diri saya. Mungkin hanya ada beberapa jerawat yang tumbuh, atau wajah saya yang sedikit mengganteng. Itu bukan kata orang. Mereka bilang? hhu...

Kejadian nya mulai masuk SMA. Seorang siswa yang berkulit sawo matang, rambut mowhak, dengan perawakan sedikit ganteng, iya itu saya. Memiliki berat badan tak lebih dari 45kg pada saat itu. Tapi na'as, makin lama, badan ini malah semakin berat. Berat dosa? bukan!. Semakin lama, kejanggalan itu semakin terasa, beberapa teman mulai kepo buat bertanya. " kok kamu agak gemukan?". Dengan berat hati saya menjawab: " bukan gemuk, hanya saja berat badan saya yang bertambah."

Waktu dengan ganas nya berjalan, dan kejanggalan lainnya mulai terlihat ketika Celana abu-abu SMA yang biasa saya kenakan tidak pas lagi dengan ukuran pinggang. What happen about as?. Terpaksa saya membeli celana dengan ukuran yang lebih besar.

Teman-teman semakin semangat mengejekku gemuk. Ya apa mau dikata, mereka tidak tahu. Sudah dibilang berat badanku saja yang bertambah, bukan berarti gemuk. Mungkin teman-teman hanya ingin menghiburku saja. Kalian memang teman yang baik.

Kejanggalan selanjutnya adalah ketika saya solat. Solat jadi kurang khusyuk saat sujud dan ingin beranjak ke tasyahud akhir. Saat itu, badan sudah mulai terasa berat. Mulai ada lipatan-lipatan di perut yang mengganggu. Dan gerak sudah sangat terbatas.

Selanjutnya, saya juga harus merelakan baju-baju saya untuk disimpan dulu. Karena sekarang sudah tidak muat lagi dengan ukuran badan saya. Pengalaman ini sungguh miris.

Ketika memasuki bulan puasa, saya sudah sumringah. " Horeeeee aku bisa diet!!!". Benar saja, awal-awal bulan puasa berat badan saya bisa turun hingga 3kg. Itu sudah prestasi buat saya. Eh pas lebaran, berat badan saya naik 5kg. Ya percuma dong kemarin turun, kenapa gak langsung naik aja sih :( ? menyakitkan!.

Tapi, amit-amit jangan sampe badan ini melar terus. Bahaya. Saya bisa minder, terus tidak keluar kamar satu bulan. Saya ingin diet. Hari pertama lancar, hari kedua aman, pas hari ketiga ibu masakan kesukaan, eeh naik lagi berat badan.

Sumpah deh, selama SMA ini, belum pernah satu kalipun saya ngukur berat badan. Asli takut. Lebih menakutkan dari pada saat masuk kerumah yang penuh dengan zombie nya. Takut tiba-tiba hasilnya mengejutkan dan membuat saya depresi lantas gila.

Di sekolah, kalo ketemu guru kelas 1 SMA. Semua pada heran liat perubahan fisik saya ini. Lihat seorang Rio Hardianto yang dulu nya kurus, kok sekarang?
Jawaban dari pertanyaan "Rio kok sekarang gemuk?" dari beberapa guru :
Guru Kimia : Banyak makan yang mengandung bahan kimia buk,."

Guru B.Arab : Ini gara-gara kebanyakan hapalan bu. Saya suka laper habis ngapal, dan makan sebanyak'nya.

Guru Matematika : *bawa timbangan* ukur sendiri dong pak! jangan kepo nanya-nanya"

Tapi sampai sekarang pun, saya tidak pernah merasa kalau saya gemuk. Mungkin inilah yang dinamakan pertumbuhan. Meski menyakitkan, namun harus saya syukuri. Jadi, cukup tahu saya dan kalian, dan jangan tanyakan berat badan saya lagi.

Posted in | Leave a comment

Menulis Itu Keindahan

Berawal dari hobi saya menulis. Seebenarnya dari balita saya sudah hobi menulis. Menulis dinding kamar tentunya. Mungkin dinding memang menjadi media tulis pertama saya. Setidaknya sejak kecil saya diajarkan untuk menuliskan nama sendiri, tidak di dinding kamar tentunya.

Sejujurnya, waktu sekolah dasar saya tidak terlalu menyukai menulis. Pernah kejadian, sewaktu kelaws 2 SD saya dimarahin guru, karena trulisan saya yang tidak terbaca dan cenderung mengotori kertas.Namun, dasar anak SD. Saya malah terus mengulangi dan belum memiliki ke inginan untuk merapikan jenis tulisan saya. Baru saat kelas 5 SD, saya tersadar kalo tulisan bagus itu penting. Agar terlihat lebih rapi. Cara belajarnya dengan banyak-banyak menulis, apapun saya tulis demi kerapian itu.

Di SMP, tulisan saya sudah semakin membaik. Sudah lebih rapi, tanda baca nya pun lebih jelas. Saat itu saya terus mencoba untuk mengasah kemampuan, yaitu menulis cerpen. Saya ingat sekali, cerpen pertama saya itu judulnya, "Hantu dalam gelas". Yang mendapatkan nilai 82 dari guru bahasa Indonesia, saat SMP dulu. Itu awal yang baik buat karya-karya ku selanjutnya. Naik ke kelas 3 SMP saya sudah semakin percvaya diri dengan tulisan saya yang menunjukan kemajuan. Paling tidak untuk menulis surat cinta, saya tidak akan malu karena orang yang dituju tidak bisa membaca tulisan saya.

Semakin lama, saya semakin tersadar bahwa, disinilah kekuatanku. Inilah bidangku. Atau, inilah yang aku bisa. Benar, saya sendiri merasakan ketenangan saat menulis, dan kepuasan tersendiri saat tulisan itu berhaasil saya selesaikan. Tak peduli sekeliling bilang apa, yang penting saya tidak merugikan mereka. Atau malah, saya berhasil membuat beberapa dari mereka tersenyum dengan tulisan saya.

Lanjut saat SMA, ada sesuatu yang membuat saya tertawa. Saya menjadi sekertaris kelas. Tugas yang biasanya dilakukan oleh wanita kebanyakan. Itu sebuah pengalaman unik buat saya pada kelas 1 SMA kemarin. Ntahlah, apa yang membuat saya ditempatkan pada tugas itu. Namun, saya sangat menikmati tugas itu dalam satu tahun.

Kelas 2 SMA, adalah masa saat saya menempatkan diri untuk menjadi seorang penulis. Memang bukan penulis novel terkenal, tapi saya akan menulis semua yang saya bisa. Suatu pepatah yang disampaikan oleh Nazriel Irham dalam buku nya. "yang terucap akan terlupa, dan yang tercatat akan teringat"

"Sesuatu yang ditulis tidak akan berguna sekarang, namun akan berguna untuk dikemudian hari" Kalimat ini pula yang memotivasi saya untuk terus berkarya dijalan saya sendiri, Apapun yang saya ingat dan apapun inspirasi itu, itulah yang akan jadi bahan goresan saya.

Ibu Safarina cukup banyak mengajarkan tentang kosa kata Bahasa Indonesia yang benar pada semua muridnya. Cara baca, dan cara penulisan kalimat dalam Bahasa Indonesia yang sebenarnya sepele, namun itu penting. " Sebagus apapun tulisanmu itu, apabila kamu menulis kata'dengan' menggunakan 'dgn' maka, percuma, karena kata itu yang akan mencederai tulisanmu" Saya masih ingat kalimat itu dari mulutnya. Dan semua dari kami dapat belajar untuk lebih memperhatikan cara menulis dan membaca yang tepat.

Berbagai referensi bacaan tak luput saya habiskan demi sebuah keluasan wawasan saya mengenai bahasa Indonesia yang baik. Sekarang memang saya adalah penulis amatir, namun dengan puluhan referensi di otak saya. Saya bisa menciptakan ratusan referensi baru. Dan tentunya nama "Rio Hardianto" akan dikenang pada masa nanti, untuk nama jalan setidaknya.

Saya juga menemukan banyak pemikiran baru dari ibu Eni Zahara. Guru konsling yang menurut saya telah banyak memberikan sebuah pemikiran baru. Secara unun, bu Eni mengajarkan siswa nya untuk tahu dan tidak salah pilih dengan cara kedewasaan diri yang mereka pilih. Secara khusus, bu eni kerap kali memberikan semangat moril dengan bumbu motivasi ala dirinya untuk saya. Secara tidak langsung, dukungan itulah yang membentuk olah fikir saya untuk tetap berada pada jalur yang saya minati. Yang lebih membuat saya senang, tulisanitu sendiri tak jarang dikomentari langsung oleh bu Eni, sedikit memberikan koreksi dan itulah yang membuat saya semakin menggebu untuk berkarya dijalan saya sendiri. Mungkin dia satu dari beberapa pengajar yang benar memperhatikan apa yang bisa dan dimiliki oleh anak didiknya.

"Jangan pernah berhenti menulis, karena disitulah bakatmu, terus asah dengan serius berlatih" saya sangat mengingat perkataan itu. Tanpa mereka yang membaca tulisan saya, saya tidak akan bisa mengukur seberapa hebat dan jelek nya tulisan saya, dan sejauh mana perkembangan saya. Dengan mereka yang mendukung apa yang saya klakukan ini, membuat saya lepas dan tanpa beban dalam menulis. Karena mereka yang ada di sekeliling saya, kadang saya dcuri waktu mereka untuk membaca tulisan saya. Ntah itu bagus atau buruk, yang penting saya memiliki semangat buat itu. TERIMA KASIH BUAT KALIAN SEMUA.

Menulis itu pintar. Jadi, anak Indonesia jangan pernah takut dan malas menulis. Tangan pegal itu tidak seberapa dibandingkan kepuasan hati yang akan kita dapatkan dari hasil tulisan itu. Jangan takut tulisan jelek, tapi percayalah kalau tulisan kita bisa membuat mereka tersenyum atau menangis haru.

Posted in | Leave a comment
Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com.