Archive for 2012

Kebiadaban Sebuah Keikhlasan

Apa yang aku fikirkan dari cinta mungkin belum tentu akan aku dapatkan. Apalagi yang aku impikan, barang pasti tak akan kuterima apabila terlalu tinggi aku berangan.

Cinta itu kejam.
Kau rasakan ketika pedang runcing dan mengkilap menusuk jantungmu, mengoyak setiap jaringan yang dilaluinya, memaksa masuk ketempat yang tak semestinya ia singgahi. Itu tak seberapa, dibandingkan kau harus merasakan cinta. Kelu rasanya. Tak terbayang betapa dahsyatnya peluru itu menerobos hati dan menghancurkan semuanya. Tak cukup kupaparkan bagaimana gilanya kau saat merasakan itu.

Cinta tak ada bedanya dengan sandiwara.
Sandiwara yang sebenarnya kita ketahui dan sadari, namun masih tetap kita jalani. Itulah bodohnya kita. Tak cukup satu trauma berbekas erat dan menempel dalam indera perasa Lebih dari itu. Hanya malaikat pencabut nyawa yang dapat menghentikan kebodohan itu.

Cinta menuntut keikhlasan.
Ini yang tak pernah kuinginkan. Tak pernah kurelakan, ikhlas hadir dengan biadab memperdayai diriku. Aku paling tak kuasa jika bertemu dengan kebiadaban sebuah keikhlasan.
- Dapatkah kau ikhlaskan dia mencintai orang lain?
- Bisakah kau tahan amarahmu melihatnya dengan yang baru?
- Sanggupkah kau mendengarkannya membanggakan orang lain didepan matamu?
- Tahankah kau saat melihatnya menggandeng orang lain yang baru dicintainya
- Masih berartikah dirimu saat keningnya dikecup oleh kekasihnya itu?
- masih bisakah kau hidup setelah tahu semua itu?
- Kau ikhlas?
- Kenapa? Itu semua bukan hak mu lagi.
- Apalagi yang kau harapkan? Kau matipun tak akan difikirkan lagi.

Begitu kejamkah cinta itu?
Penerapan sebuah orientasi yang salah dalam hidup tentang cinta. Jika aku mengkaji semua itu, cinta memang lebih kejam dari tertancap pedang tadi. Hari ini aku menikmati indahnya cinta. Itu salah. Aku hanya berada didalam pengaruh kepalsuan sebuah permainan. Siapa yang menjamin apa yang kunikmati hari ini akan kunikmati esok hari. Mungkin hampir pasti, besok yang akan terjadi adalah aku menjadi korban kebiadaban sebuah keikhlasan, lagi.

Penikmat cinta tak akan pernah mengerti betapa hinanya menjadi korban kebiadaban sebuah keikhlasan. Jelas, cinta yang sudah merasuki apa yang ada didalam otak mereka. Persetan. Matilah kalian. Cinta sedang mengasa pedang untuk menusuk kalian. Tinggal tunggu waktunya saja, boi.

ketika saat ini aku harus mengalah pada keadaan, pasrah dengan jarum jam yang seakan tak mau tahu deritaku saat ini. Merelakan air mengalir sejauh mata memandang. Makin jauh, lagi. Andai saja bisa kutitipkan semua kenanganku pada air itu, mungkin kini telah jauh dan tak akan terbesit lagi untuk ku ingat.

Untuk hal yang satu ini, jujur saja aku benci keikhlasan. Aku benci setiap perkataanmu tentangnya. Aku membenci keadaan yang tak memihakku, lagi. Aku kutuk semua waktu yang kau beri untuknya. Aku benci melihat tawamu untuknya. Bangsat. Jahanam keikhlasan cinta.

Dengarkah engkau, boi. Kau orang yang aku cintai, yang kini harus kuikhlaskan. Itu tak semudah mengikhlaskan anak anjing yang mati terlindas truk pengangkut tuak. Tak seenak mulutmu bilang cinta padanya. Tak sebodoh cintaku yang tak terterkah olehmu. Begitu mudahnya kau tanggalkan setiap kenangan yang tak dapat lagi kulukiskan semuanya. Permainan sudah ada pada puncak konflik. Sekarang tak ku mengerti lagi hatimu, tak kutahui lagi dirimu. Semuanya sudah terampas oleh pencuri biadab itu.

Pergilah kehati mana yang kau suka. Bahagialah ditempat persinggahan yang kau sebut terindah itu. Mainkan kembali apa yang akan menjadi permainan dan sandiwara cinta. Selamat bermain dengan cinta. Selamat menikmati bekas diriku. Dan selamat menanti Kebiadaban Sebuah Keikhlasan.

Posted in | 2 Comments

Abdul Hakim Bin Zainal Abidin

Bertinggi badan tak lebih dari 170cm, berkaca mata lumayan tebal, dan berkumis seksi nan menggoda. Ditambah dengan rambut cepak mengembang, persis duren setengah matang. Terlahir dari keluarga yang religius dan faham agama. Kau tahu, kawan, siapa namanya?. Abdul Hakim bin Zainal Abidin. Subahanallah, elok benar nama itu. Cerminan nama islam yang tiada tara.

Aku cukup mengenalnya. Tiga tahun di Madrasah Aliyah- setara SMA, riga tahun pula ia menjadi presiden diKelas. Sebenarnya aku heran, kebanyakan tiap kelas memilih ketua kelas yang sangar, dan siap menggertak para begundal-begundal nya dikelas. Tapi, Hakim malah tak ada sangar-sangarnya, bahkan wajahnya menggoda, untuk ditertawakan. Parasnya kocak. Suaranya tak seperti orang dewasa, dan cenderung berada pada jalur kebimbangan antara baligh atau belum.

Seperti kukatakan diatas, ia lahir dari keluarha yang religius. Suara nya kalau sedang mengaji, subahanallah, mampu membuat rumput bershalawat, ilalang berdzikir, dan tukang mabuk bertobat. Aku yakin itu. Ketenangan bathin pernah kurasa, waktu makhluk ajaib ini mengaji. Dia juga mungkin termasuk orang yang bisa buatku secepatnya bertobat. Tapi aku bukan pemabuk, kawan.

Kalau Hakim sudah mengaji, dunia serasa hanya milik dia dan mulutnya. Tak akan bisa kau hentikan. Meskipun, guntur menggelegar, atau kucing mengeong. Alunan tajwidnya, bukan main dan bukan buatan, kawan, elok. Hakim mengaji dimanapun dia berada. Dikelas. Kelas kalau satu hari tanpa mengaji, matilah kami diceramahinya. Dijalan. Sepanjang jalan manapun yang ia lewati, ia pasti mengaji. Batu dan jalanan kuyakin mendoakan setiap perjalanannya. Kalau berjalan dengan nya aku merasa aman, ia bak kekasihku yang menjagaku dengan cara yang lain dari pada yang lain.

Tapi, aku pernah merasa takut berada dekat dengannya. Ketika ia tetap nekad mengaji di tempat yang mayoritas non muslim. Aku cuma khawatir, Satu yang aku khawatirkan : takut dianggap teroris.

Masalah otak, jangan kau tanya. Orang ini termasuk jenius. Orang jenius yang pernah kutahu, lahir dan besar untuk ku kenal. Tiga tahun sekelas dengan nya, selalu ia yang jadi juara kelas. Tak pernah ia berikan juara kelas itu padaku. Setiap ilmu mudah ia serap, dengan baik dan diamalkan. Bukan main kau, kim, cocok dan ideal buat menjadi seorang pemimpin.

Satu hal lagi, Hakim layaknya manusia biasa, ia tak dapat menghindari dari masalah cinta. Pak Ustadz satu ini mengagumi seorang wanita yang cantik rupawan, yang kuyakin dicintainya. Alhamdulillah, tak seperti yang aku duga, ternyata Hakim masih suka wanita. Hakim sering bercerita denganku tentang wanita muslimah yang ia kagumi itu. Mungkin ia berharap untuk mendapatkan masukan-masukan konyol dariku. Kusarankan padanya untuk segera mengungkapkan perasaan suci itu dengan cara lelaki. Tapi klasik sekali alasan nya : Malu Pacaran. Mungkin ia takut menjadi bulan-bulanan olokan teman sekelasku, yang perlu kalian tahu, kelas kami menganut sistem persamaan gender. Lelaki dan peremouan, sama besar, mulutnya.

Namun, seorang yang baik hatinya macam makhluk ajaib ini, mungkin akan dilancarkan segala urusannya oleh Allah. Terkadang ia membuat aku kesal dengan omelannya. dengan khas juga karena masalah sepele : aku ribut dikelas, jam pelajaran. Atau dia sering naik pitam sendiri, karena banyak dari kami yang suka minggat saat jam piket kelas. Barang siapa yang tak piket kelas, dan tak menuruti tata tertib yang ia buat se-enak dengkulnya sendiri, kami akan didenda olehnya. Menyebalkan sekali aturan itu. Dengan sistem otoriter ia mengatur kami. Kejam kau, Kim.

Namun, aku tersadar. Di Negeri yang biadab ini, jarang kutemukan pemimpin yang tegas dan bersedia mengatur langsung anak buahnya yang begundal-begundal. Ketegasannya untuk mensejahterakakan kehidupan kami dikelas. Luar biasa, bukan buatan. Cakap sekali kepemimpinanmu, elok kewibawaanmu, dan bukan main caramu membimbing anak buahmu kejalan yang benar, Abdu Hakim bin Zinal Abidin.

Posted in | Leave a comment

Pembodohan Diri

Waktu sedang bermain didepan kobaran api. Melilitkan cinta yang tak tenang, dan membelenggu perasaan yang hambar.

Waktu sedang bermain didepan remangan kesunyian. Menjawabkan sebuah tanya yang tersirat, dan mengecoh sebuah ketentraman jiwa.

Jawaban atas waktu tentang apa yang akan terungkap. Sudah jelas, sekarang. Dirinya bersama yang lain.

X : Dirinya?
Y : Benar!
X : Hatinya?
Y : Tidak!
X : Yakin?
Y : Masih, Aku!
X : Bodoh!
Y : Tetap! Diam! Diam!

Ku yakin sesuatu itu yang kini terselubung diantara jiwanya, itu aku. Dia bersama yang lain. Tapi hatonya, aku. Dia bergandengan dengan yang lain. Tapi dirinya, aku. Dia berpelukan dengan yang lain. Tapi dekapannya, aku. Dia berciuman dengan yang lain. Tapi cumbuannya, aku.

X : Dasar tolol!
Y : Tidak!
X : Buang semua itu!
Y : Lebih baik menjadi Gay!
X : Masih ada, Allah.
Y : (Terhentak)

Kuharap aku bisa membuat waktu terbungkam. Mendiamkan, dan mendiktrin waktu agar berpihak padaku. Waktu, Kau lihat itu! lihat! Dia tertawa bersama seorang yang bergelut dengan nafsu.

Dia tertawa berdua, bercanda bersama. Ah! Muak! Cuih! Buat apa? Apa? Senyumannya masih berbekas, tepat didepan mataku.

Birahi!
Konyol!
Sesaat!
Bangsat!
Keparat!

Posted in | Leave a comment

Gado-Gado Bulan Oktober

Pernah dengar lagu Green Day yang judulunya Wake me up when september ends? Mungkin lagu yang menceritakan akhir dari sebuah peristiwa dibulan september. Tak jauh berbeda dengan gue, "Start and finish on oktober" iya. berdanya cuma sebulan kan? jadi terpaksa gue ngubah judulnya. Terlihat tidak konsisten ya judulnya? ah, tapi suka-suka yang nulis dong.

Di bulan oktober 2012 ini memiliki sejarah sendiri dalam perjalanan hidup gue. Mulai dari A sampe Z, gue rasa campur aduk dibulan ini. Mulai dari kegirangan, hingga garuk-garuk tanah.

Pertama, ini sejarah baru dalam hidup gue. Gue bisa bertemu langsung dan ngobrol sama personil NOAH. Band fenomenal itu. Gue berkesempatan langsung buat nonton, ngobrol, dan berfoto bersama mereka. aahh indahnya dunia. Sebenarnya tak ingin kurelakan waktu berjalan secepat itu.

Mungkin cuma itu yang senang-senang gue dibulan oktober. Hah? cuma segitu? iya, segitu.

Lanjut aja ke masa-masa suram gue. Berat ni mau cerita. Tapi, okelah. Pertama, gue harus melepaskan masa hubungan gue. Dengan kata lain, gue ber-transformasi dari masa pacaran ke fase jomblo, mengenaskan. Inilah fase sulit dalam dunia persilatan, hidup gue. Gue diharuskan sendiri dalam segala hal. Ah cukup, kalo diteruskan, kau akan semakin terlihat bencong, Rio.

Hari-hari pertama gue sebagai fakir cinta, biasa saja. Hari kedua, biasa kok masih. Haro ketiga , GARUK-GARUK TANAH. Namanya juga kagak ada yang perhatiin kan, gue ngelantur kagak jelas, sana-sini pulang malem, keramas 4x sehari, boker 30 menit per jam, garuk-garuk tanah, makan singkok, kentut, terus boker lagi.

Banyak temen-temen yang bilang kalo gue ngenes banget. Nggak ah, biasa saja. Ada juga yang bilang, gue salah satu jomblo yang gak laku dipasaran. Gue diem. Parahnya lagi, sekarang beredar kabar kalo gue homo. Alasan nya simpel, karena gue gak mau sama cewek yang kemaren naksir gue. Ditambah gue dibilang kagak normal.

Segitu hina nya seorang fakir cinta?

Bicara hal yang sedikit absurd lagi tentang cewek yang kemaren naksir gue. Maaf, kawan, gue bukan nya sombong, namun gue sendiri hendak membawa nya periksa mata, karena suka dengan orang yang salah. Suatu hari dia ngajak ketemuan di tangga deket kelasnya. Dan pas ketemu. Jeng.. jeng.. jeng.. Sayang sekali pemirsa, tuh cewek pake behel! ohh, Tuhan.

NN : KAk rio lebih ganteng ya kalo aslinya..
Gue : hah! periksa mata dulu dek.
NN : beneran kak, adek gak bohong
Gue : ( ooh Tuhan, kenapa aku harus dipertemukan dengan monster bergigi kawat ini?)
Dek, kakak sakit perut, kakak duluan ya, mau boker, sumpah
(Gue ngilang)
NN : :(

oke, lupakan seorang monster bergigi kawat yang cantik itu. Balik lagi, sekarang gue bener-bener absurd. Menghabiskan waktu gak jelas. Baca-baca novel absurd, nulis-nulis kagak jelas, ujung-ujung nya garuk-garuk tanah juga. Gue jadi males makan, kecuali laper. Dan gue gak pernah tidur, kecuali kalo ngantuk.

Waktu cepat sekali berlalu, hingga mereka yang pergi dan datang sili berganti, telah dipersiapkan Tuhan untuk mengisi hari-hari gue, lagi.

Ohh.. Oktober, Don't come back again, please.

Posted in | 2 Comments

Antara Aku Dan Andre Hirata

Kawan, pernahkah kalian berfikir tentang diriku sekarang? kalian tahu mengapa aku bermuram? Ya, Mungkin aku tak lebih dari Sahabat jauhku, Ikal namanya. Kalian tahu siapa Ikal? Ya, Seorang anak melayu udik yang pernah bersekolah di Sorbone University, Paris. Kuliah ke negeri orang dengan beasiswa pemerintah.

Masih tentang Ikal.
Berkelana mengelilingi dunia. Sebut saja ia terlempar ke daratan Skandinavia, menjadi patung ikan duyung di negara-negara Balkan bersama Arai, sepupunya. Parah lagi, mereka pernah ditangkap dan ditelanjangi polisi Rusia. Hanya demi memenuhi kebodohan Ikal, Mencar Cinta Sejatinya. Seorang wanita Thionghoa, Njoo Xiang Ling, atau lebih dikenal dengan A Ling. Cinta Sejati Ikal, itu katanya, boy.

Rela keliling Eropa dan Afrika, demi Sebuah mimpi dan A Ling. Keluar masuk tempat lokalisasi dan prostitusi A hingga Z. Mengapa demikian?. Ternyata, di Eropa nama Njoo Xiang Ling memang sangat terkenal. Yaitu nama Dari Jenis obat kuat pria dewasa yang dikemas dalam botol yang bergambar wanita Thionghoa yang aduhai di atas meja.

Ikal, seorang anak melayu udik yang besar di Belitong, negeri Laskar Pelangi. Menemukan cinta pertamanya, A Ling. Saat diperintahkan Bu Muslimah membeli kapur di Toko Sinar Harapan, Toko milik bapa nya A Ling, di Manggar.

Keliling dunia demi mencari A Ling, ternyata bertemunya masih di Belitong. Dasar bodoh kau, boy. Inikah takdir cintamu?

Satu lagi Sahabat jauhku yang tak lain adalah sepupu Ikal. Arai namanya. Dia juga adalah pemuda melayu yang udik. Lebih udik lagi dengan kegemarannya pada orjes Melayu Bang Zaitun. Tak jauh beda dari Ikal. Dia juga sukses menumpaskan mimpi-mimpi kecilnya dengan berkelana Eropa dan Afrika. Itu ekspedisi berdarah, boy.

Bedanya, kalo bertahun Ikal yang setia pada wanita yang tak ia ketahui rimbanya di Eropa, namun Ikal punya pacar disana. Katya, namanya. Gadis Jerman yang seksi. Araijauh lebih gila, boy. Namun, dibalik semua tingkah gila Arai, dia adalah lelaki ter-absurd yang pernah aku kenal. Kau tahu kawan apa penyebabnya? Apalagi Kalo bukan Zakiah Nurmala. Gadis Melayu yang cantik, yang telah lama menjadi incarannya. Sejak SMA.

Sewajtu Arai masih di Paris, dan ketika itu adalah hari ulang tahun Zakiah Nurmalah. Arai terdiam, ia menyimpan puluhan juta ton rindu pada gadis melayu yang teramat ia Cintai itu. Kau ingat, kawan, apa yang terjadi saat Arai menelpon Zakiah di hari ulang tahunnya?

Arai : Halo...
Zakiah : Ini siapa?
Arai : Ini Arai!
Zakiah : Arai?
Arai : Iya.. ini Arai, Arai..!
Zakiah : Dasar tak tahu malu! kau tahu ini jam berapa?!
Ini yang kau sebut lelaki melayu yang sukses di negeri orang?
Ini yang kau sebut orang melayu berpendidikan?
Ini jam Dua Pagi! Dasar Udik..
Arai : Selamat Ulang Tahun, Zakiah.
Suasana enjadi hening..
Arai : Halo..
tuttt.. tutt.. tutt...

"Kau dengar, boy Zakiah bilang apa tadi? "
Tanya Arai yakin pada Ikal.

"tentu,boy. Dia mencampakkan mu untuk kesekian kalinya, kan?"
Terus Ikal, dengan yakin.

"Tidak,Boy kau dengar tadi. Zakiah masih mencintaiku, boy!"
Semua terdiam.

Itu dia, penyakit gila nomor tiga belas : tidak bisa membedakan apa itu marah dan apa itu cinta.

Itulah, kawan. Yang membuat aku bangga dengan mereka, sahabat-sahabat jauhku itu. Perjuangan mereka mencari cinta sejatinya tiada matinya. Ikal, yang hingga Padang bulan belum juga mendapatkan indahnya cinta A Ling. Pulang dar Paris, hanya menjadi pelayan di sebuah warung kopi milik pamannya yang sakit selangkangan dan cerewet.
Pelajaran moral nomor tiga belas : Kuliah jauh-jauh ke paris, belum tentu bisa jadi oknum pemerintahan.

Tapi aku bangga dengan kawanku Arai. Kabar terakhir yang kuterima dari Maryamah Karpov. Kalau Cintanya bersama Zakiah Nurmala telah berhasil diwujudkan dalam sebuah pernikahan. Benar, boy. Arai sudah berbahagia dengan Zakiah Nurmala sekarang. Selamat, Kawan. Tapi maaf, boy. Aku tak sempat datang saat pernikahan kalian. Ku yakin, pasti kau menyewa Orkes Melayu Bang Zaitun untuk mendendangkan lagu-lagu melayu dan Rhoma Iramamu, disana.

Kawan, kalau kau cermati. Mengapa tulisanku berbeda?
Terinspirasi dari Andrea Hirata, ya itu idolaku.
Unik dan tidak monoton. Itu juga yang buat aku gila dengan buku-bukunya.

Pelajaran moral nomor satu : Semoga kisah cinta Arai dan Zakiah akan terwujudkan pula olehku.

Posted in | Leave a comment

Penyakit Gila Nomor Sembilan Puluh Sembilan

Saat ini bathin ku mulai tersiksa. Terkulai lemas merindukan salah satu bintang diantara berjuta bintang di kesunyian malam. Aku mengerti bintang itu tak pernah lagi melihatku. Enggan. Itu katanya. Bintang itu semakin jauh, jauh, dan lebih jauh lagi.

Nyaris Menghilang.
Seperti itu pula nyawaku sudah kuperkirakan lebih dari remuk, terpaku, dan hening. Tak bisa kutepikan rasa ini. Rasa nyata, namun semu. Mungkin sekarang aku sudah terkena penyakit gila nomor sembilan puluh sembilan : tak tahu apa arti nyata dan semu.

Rasa ini nyata, senyata dulu, saat semua disini. Saat bintang masih dipangkuanku, masih mesra bersandar dipundakku. Itu nyata. Namun, tak pernah adanya ucapan, perkataan, hingga aksi dan reaksi, yang semakin meyakinkan ku, kalau rasa ini juga semu.

Cukup menderita saat ini aku dibuat oleh perasaan ku sendiri. Detak demi detak jarum jam pun menertawakanku. Aku tahu apa yang mereka inginkan :
"Pergilah kau, buang jauh semua rasa itu."
Beratus kalimat seperti itu menghujam jantung ini, per detiknya. Mati, aku.

Aku, Tetaplah aku.
Aku seorang anak manusia yang keras. Yakin dengan apa yang akan menjadi jalanku. Meski itu derita, tak apalah. Demi sinar semu yang menyinari. Menyinari tempat lain.

Detik ini,
Keletihanku makin menggila. Gila. Gila. Gila. Murka ku pun sudah diambang batas. Aku lelaki! kenapa aku bodoh seperti ini.

Aku Suram.
Aku bodoh.
Aku hilang.
Oke, aku menghilang.
Insyaallah.

Posted in | Leave a comment

Visualisasi Terakhir

Melihat wajahmu didalam sebuah media Visual, menyiratkan kebahagiaan semu untukku. Tatapan itu, masih seperti yang dulu. Matamu yang indah, alis mu yang rapi, dan bulu mata yang cantik. Persis saat terakhir kau menatapku. Senyuman tu. Ya, jelas tak ada yang lebih indah dari senyuman itu. Senyuman yang indah. Cantik. Mungkin, lebih cantik lagi.

Sekilas dirimu yang pernah menjadi bagian dari perjalanan masa depanku, kau teramat indah. Keindahanmu yang terpancar, tak kuasa membuatku semakin tak mengerti mengapa kau begitu indah. Tatapan terakhir darimu, yang selalu ku ingat ketika kau melengkapi indahnya tatapan mu itu dengan sebuah senyuman yang tak akan pernah kulupakan. Mungkin, itu yang terakhir.

Ya, yang terakhir darimu, Sayang.

Posted in | Leave a comment

Lelaki Perindu

Suatu hal yang tak pernah kubayangkan, ketika suatu hari kuterima kenyataan, Buruk. Bisa kupastikan, mungkin aku akan langsung terjatuh, jari-jariku lemas, fikiranku melayang, ragaku terbang jauh dan sangat jauh, mataku terpana, dan aku akan berkata"Ini mimpi, Tuhan."

Sekarang, kita tak lebih dari dua manusia yang tak saling kenal, tak saling melihat, dan tak saling tahu siapa kita masing-masing. Namun, hebatnya kita menyimpan rindu yang sama. Ya, Aku yakin itu. Hanya saja, rindumu telah bercampur dengan emosi dan kebencian. Jutaan fitnah yang menghampiripun seakan memastikan, bahwa kita telah usai. Sejauh ini, aku hanya berfikir bahwa ini adalah ujian.

Aku tak dsapat lagi melihatmu, apalagi menyentuhmu. Merindukanmu pun sebenarnya tak ingin kurasakan. Aku mencoba sekeras hati melawan rasa ini. Dimana aku tahu, tak kan ada lagi rindu nyata untukku. Semuanya luluh bergeming seiring dengan datang nya skenario-skenario baru yang menghampiri. Menjatuhkan, menghancurkan, dan mematikan.

Tuhan tahu, apa yang sebenarnya terjadi. Tapi, memang mereka yang lebih kuat. Hantaman pada batu karang yang lunak dan goyah. Harusnya Tuhan tahu apa yang harusnya menjadi penjelasan.

Aku benci hal seperti ini, aku gundah menyaksikan tontonan konyol yang mempertontonkan diriku. Adakan jalan cerita baru yang akan kutemui nanti?

Lewat tulisan-tulisan seperti ini, aku menyampaikan ribuan rasa rindu yang sungguh menggumpal di dada. Aku merindukan sosok yang telah termakan rayuan palsu. Sudah tak kuasa lagi aku menahan rasa seperti ini. Sudah habis rintihan hati ini memanggil namamu. Suara lirih ini sudah lebih jauh dan terbungkam.

Apalagi yang harus kukatakan. Aku ingin melihat wajahmu lagi, menyentuhmu lagi. Namun ke tak kuasaan diriku kini, menerima kenyataan hatiku yang sudah kau buang. Kau isi lagi dengan hati yang baru, lebih hebat, lebih gagah, lebih menawan, jauh dari aku. Ya, bukan aku.

Posted in | Leave a comment

Separuh Aku

Aku melamun, termangu, dan terdiam. Jiwaku semakin terhenyak. Entah sudah berpa gumpalan emosi yang kupendam. Aku tahu apa yang aku lamunkan. aku pun mengerti mengapa aku begini. Terdiam hening setiap saat. Seakan aku mencari, dimana diriku sekarang. Aku memang bukanlah aku, dan tak akan pernah menjadi aku. Bila kuterus begini. Ragaku kicau bersuara, namun hatiku tak sepenuhnya ada. Aku yakin, "Aku" sedang terbang ke tempat yang jauh, bersemayam disana, dan buntu dipersimpangan. Dimana "Aku"? Kembalikan "Aku" pada diriku, Tuhan.

Apa yang aku fikirkan semakin membuat jiwaku kosong. Aku merasakan, "Aku" semakin jauh dengan diriku. Terlalu cepat diriku rentah, terlalu dini "Aku" musnah. Dosa yang menggumpal dinadiku, mungkin sudah akan pecah secepatnya. Terlebih, dusta ini semakin mengikiskan harapanku untuk menemukan, "Aku" lagi. Aku yakin bahwa "Aku" telah keluar dari jalan persimpangan buntu, pergi jauh, lebih jauh, dan sangat jau dari diriku sekarang.

Aku sangat merindukan "Aku". Aku rindu rindu semua yang pernah "Aku" rasakan bersama diriku. Aku rindu memeluk diriku sendiri, dan rindu semua yang ada pada "AKu". Dosakah aku apabila merindukan, "Aku". Ataukah lebih hina lagi jika kuingin bersama diriku, lagi.

Aku merindukan dikala "Aku" menggenggam halus hatiku. Merasakan setiap kristal-kristal lembut yang ada didalamnya. Menikmati setiap butiran-butiran dahsyat yang tak terlupakan. Menjaga, merawat, dan melindungi "Aku" dalam keheningan bulan.

Tapi, apakah benar. Sekarang, "Aku" bukanlah aku yang dulu. "Aku" telah pergi bersama jiwa yang lain. Jiwa yang putih sutera dan sesempurna ciptaannya. Tidak! tidak! aku yakin dan percaya, "Aku" masih terkunci didalam hatiku. "Aku" masih tersisa didalam lubuk hatiku yang teramat dangkal. Itu artinya, "Aku" sepenuhnya masih milikku, hanya saja belum bisa kutemukan saat ini.

Ntah sekarang apalagi yang harus kucoba. Tak terhitung berapa huruf yang kutulis demi, "Aku". Berapa ton cinta yang kudambakan dari, "Aku". Aku sayang "Aku". Aku cinta "Aku". Dan kuinginkan "Aku" kembali lagi bisa bersamaku, dan tersenyum untukku. Karena Separuh Aku, Dirimu. . .

Posted in | Leave a comment

Sayang

Kau ingat, "Sayang" kapan terakhir kau lihat aku
Kau tersenyum untukku, kau pegang lembut pipiku
Kau genggam erat tanganku dan kau cium mesra cintaku

Teringatkah engkau, "sayang"
Saat terakhir kau lambaikan tanganmu untukku
Kau cium ikhlas tanganku
Dan kau sandarkan kepalamu dipundakku

Ingatkah kau, "Sayang"
Saat terakhir kau panggil aku Sayang
Kau terakhir katakan Sayang padaku
Dan terakhir kali kau peluk sayang semua cintaku

Apakah aku berdosa, "Sayang"
Ketika kurindukan tawamu untukku
Saat ku kenang tangisan kita berdua
Kurindukan wajah cantikmu
Aku rindu tutur kata lembutmu
Dan aku rindu kamu. . .

Apa yang bisa kulakukan saat ini
Memeluk rinduku untukmu
aAtau memeluk semua kedustaan yang telah terjadi
Aku rindu semua yang kau milikki, "Sayang"

Posted in | Leave a comment

Aku Pergi

Kau membenciku sekarang
Kau jauhi aku karena takdir yang begitu kejam untuk kita
Kau buat kesuraman diriku bercampur dengan lengkapnya hitam diatas hitam
Semua jemariku lemas manakala aku merindukanmu
Aku rindu saat-saat merpati terbang tinggi
Aku rindu ketika bunga mawar bermekaran
Dan aku rindu lagu anugerah terindah itu

Putus nadiku kini ketika kuingat semua itu
Bongkahan es kutub utara mencair, tak relakan aku merindukanmu
Kelelawar menghantuiku pada kegelapan
Ketika kusebut namamu dalam sepi

Kesepian ini ciptaan ku sendiri
Aku yang terlebih menghempaskan jiwamu
Kuremukan jantungmu, dan kuracuni fikiranmu
Namun semua ini bukan inginku
Kateika rasa cinta pergi diiringi dengan air mata
dan rasa sayang semakin pudar ditelan teriknya sang mentari

Hari ini dan detik ini pula kenyataan aku kutelan
Merpati itu telah mati dibunuh
Mawar merah telah berubah menjadi mawar hitam
Dan takkan ada lagi bisikan lagu anugerah terindah
Yang ada lagu hening darimu.. "Aku Pergi.."

Posted in | Leave a comment

Noah Born To Make History : Palembang

Jum'at, 12 Oktober 2012
Meet and Great Sahabat Noah Palembang
















Ini saat kami diberi kesempatan buat foto-foto langsung bersama personel Noah :





Sabtu, 13 Oktober 2012
Konser Noah Born To Make History, Palembang


Selagi nungguin konser mulai, saya sempat mengabadikan moment-moment indah itu..







Sekitar pukul 20.30, akhirnya konser yang kami tunggu-tunggu dimulai.

ini kak ikhsan waktu lagu Cobalah mengerti,




kalo ini, siapa lagi kalo bukan si kalem, Uki,


Kalo ini, sang maestro, waktu dateng tiba-tiba meluncur dengan kacamata keren nya itu. Ariel.



Dan ini, si bapak yang alim. ya, Lukman Hakim sang lead guitar.


Para penonton saat itu sangat menikmati lagu demi lagu yang Noah bawakan.

KOnser semakin indah dan megah dengan semaraknya lagu-lagu yang Noah lantunkan malam itu.










Kalo ini, gaya nya Uki, gila maen gitarnya emang tiada duanya.




Saya pun tak absen untuk menikmati indah nya malam itu, ya Indah sekali


Dan akhirnya Kami para Sahabat Noah Palembang, merasa sangat puas dan amat menikmati setiap lantunan yang terdengar begitu indah ditelinga kami, tentunya segala tentang Noah.





Posted in | Leave a comment

Masih di, Bahasa Surga

Gue pria Musafir -Muka sama dengan fir'aun-, berusia 17 tahun, dan baru kemaren dapet KTP pertaa gue. 3tahun bersekolah di Madrasah, setiap hari selalu gonta-ganti mobil buat ke sekolah. Ya, mobil angkot maksudnya. Kadang yang merah, kuning, ijo, bahkan pink (itu angkot mana?). Yang ditebengin pun tiap hari gonta-ganti. Ada anak SD, SMA, cewek cantik, om-om genit, sape nenek-nenek gaul. Tapi itu bukan nenek gue, sumpah. Gue berasal dari keluarga yang kaya. Bener, kaya monyet, kaya sapi, kaya apa aja deh. Dan Raya. Indonesia raya mungkin.

Lama hidup di madrasah itu sangat gado-gado banget rasanya. Menemukan banyak pelajaran yang seharusnya jangan gue pelajari seuur hidup. Lagi-lagi dan lagi-lagi bahasa Arab.! Mungkin kalian berfikir, kenapa gue gak bosan dengan tema yang gini-gini aja. Simpel memang, karena inilah sesuatu yang gue paling gak suka, namun cukup menjual. Sudah pernah baca tulisan gue yang judulnya "Bahasa Surga", ituloh, yang tulisan terfenomenal 2012? iya itu tentang bahasa arab juga.

Sampe sekarang gue masih selalu dan always cenat-cenut, kembang-kepis, kolor-sapi, kalo lagi dihadapkan dengan situasi pelajaran ini. Bayangkan saja, setiap gurunya masuk, belum duduk, belum berkedip, dan belum bernapas, dia udah langsung bilang "*&^%$%^&#,,...". Apaan tu? Iya, maaf teman, gue bener-bener gak tahu dia bilang apa. Yang gue tahu cuma, saat kalimat singkat yang biasanya diucapkan teman-teman sebagai jawaban dari pertanyaan guru tadi. "na'am". Ya, cukup itu saja yang gue tahu. Semua teman memang pinter bahasa Arab, lah gue? cuma pinter gonta-ganti kolor aja.

Bicara asalah teman yang pinter bahasa Surga.
Satu teman yang berasal dari IPK -sebuah jurusan keagamaan-, dan kelas 12 ini dia hijrah ke IPS. Pengaruh tidak enak memang sangat menghantui gue saat dia berada dikelas. Wally, namanya. Kelas 11 kemarin gue udah cukup menderita dengan adanya sederet hapalan dari pelajaran ini. Gue paling gak tahan kalo udah lihat Welly berkomat-kamit dan berbicara dengan bahasa yang sama sekalih tidak gue mengerti. Dalam hati gue berkata, "Cabut mulutnya, Tuhan".

Satu lagi, temen seperjuangan dikelas. Seorang pria berambut seperti duren setengah mateng, berkaca mata, kumis nya seksi, tapi tetep ngeselin. Dia juga pinter, 3 tahun selalu jadi juara kelas. Harusnya kan kalo gak ada dia, kan bisa gue yang jadi..... tetep juara 20-nya. Dia seorang ustadz yang unik. Unik pake banget malah. Pernah liat pak ustadz yang gila maen game online? kalo belum, segera cari dikelas gue. Temukan lelaki yang dicikan diatas. Dia hobi banget maen gae balap, fight, hingga xxx. Pernah sewaktu itu dia sedang tepergok sedang bermain Prince of Persia, dan sedang dihadapkan pada wanita yang berpose ciut-cuit dilayar hp-nya.

Gue tahu, Hakim.Dia tu orangnya males belajar dirumah. Tapi kok pinter si?. Jadi teringat dengan siswa tentangga yang kerjaannya tidur dikelas, namun dia bisa rangking. Ya, itu mitos yang santer dimasyarakat madrasah ini. Tapi faktanya adalah, gue akan selalu nyaman kalo lagi disisi Hakim. Setiap pulang sekolah gue pasti selamat sampe tujuan. Soalnya dia selalu ngaji, baik dimana dia berada.

Pernah suatu kali gue denger cerita dari temen sekelas yang lainnya.Waktu mengikuti sebuah lomba, Hakim masih menyempatkan diri buat ngaji. Padahal lomba diadakan ditempat yang minoritas muslim. Tapi kali itu temen-temen udah ngerasa gak nyaman, karena mereka takut dituduh teroris.

Satu hal lagi dari ke absurd-an si Hakim.
Waktu ditempat perlombaan, Hakim yang gak bisa lepas dari kacamata nya, tiba-tiba membuka kacamatanya. Mungkin karena ada debu yang masuk ke dalam matanya. Eh, ternyata Hakim berkata demikian :
" Aku takut khilaf lihat paha cewek-cewek itu"
sebuah jawaban yang fenomenal yang dikeluarkan seorang ustadz indie. Disini gue simpulkan, kalo tingkat cabulisme orang ini cukup lumayan.
Gak percaya? Masih perlu bukti?
Hakim pernah bilang gini :
" Kenapa ya, giliran udah mati aja dicium. Kok waktu hidup kagak ada yang mau nyium?"
Ternyata? Hakim normal juga yah?

Atau, si Hakim pernah ngajak gue berenang. Gue sungguh gak ngebayangin, kalo berenang sama Hakim. Mungkin dia akan tutup mata sepanjangan. Atau nyelem sambil ngaji, gak nimbul-nimbul lagi. Untungnya, peristiwa itu tak benar-benar terjadi.

Sekarang kita tinggalkan dua lelaki tadi yang sangat bisa membuat hari-hari gue bersama bahasa Surga semakin suram. Sekarang, yang mesti gue fikirin itu adalah bagaimana caranya mempertahankan sia-sisa napas gue dan nyawa terakhir gue dikelas bersama pelajaran ini? sumpah udah kagak tahan! pake banget! kagak bohong!
Belajar kayak gini emang banyakin dosa aja. Udah sering ngelawan guru, ribut, dan paling pinter cari-cari lasan buat kabur dari pelajaran satu ini. Mulai pura-pura dipanggil guru lain, hingga pura-pura boker ditempat.

Posted in | Leave a comment

Peristiwa G30S/PKI ( Dikenang dan Dipelajari )

Menjelang akhir masa demokrasi Terpimpin, PKI memperoleh kedudukan strategis dalam percaturan politik di Indonesia. Kondisi ini diperoleh berkat kepiawaian Dipa Nusantara Aidit dan tokoh-tokoh PKI lainnya untuk mendekati dan mempengaruhi Presiden Soekamo. Melalui cara ini, PKI berhasil melumpuhkan lawan-lawan politiknya sehingga suatu saat PKI akan dengan mudah dapat melaksanakan cita-cita menjadikan negara Indonesia yang berlandaskan atas paham komunis.

Kendati demikian, PKI belum berhasil melumpuhkan Angkatan Darat yang pimpinannya tetap dipegang para perwira Pancasilais. Bahkan pertentangan antara PKI dan Angkatan Darat semakin meningkat memasuki tahun 1965. PKI melempar desas-desus tentang adanya Dewan jenderal di tubuh AD berdasarkan dokumen Gilchrist. Tuduhan itu dibantah AD dan sebaliknya, AD menuduh PKI akan melakukan perebutan kekuasaan.

PKI menganggap TNI terutama Angkatan Darat merupakan penghalang utama untuk menjadikan Indonesia negara komunis. Oleh karena itu, PKI segera merencanakan tindakan menghabisi para perwira TNI AD yang menghalangi cita-citanya. Setelah segala persiapan dianggap selesai, pada tanggal 30 September 1965 PKI mulai melancarkan gerakan perebutan kekuasaan. Aksi ini dinamai Gerakan 30 September atau G 30 S/PKI. Gerakan ini dipimpin Letkol Untung Sutopo, selaku Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa.

Pada 1 Oktober 1965 dinihari pasukan pemberontak menyebar ke segenap penjuru Jakarta. Mereka berhasil membunuh dan menculik enam perwira tinggi Angkatan Darat. Enam perwira Angkatan Darat korban keganasan PKI tersebut ialah
1. Letnan Jenderal Ahmad Yani,
2. Mayor Jenderal R. Suprapto,
3. Mayor Jenderal S. Parman,
4. Mayor Jenderal M.T. Haryono,
5. Brigadir Jenderal D.I. Panjaitan, dan
6. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomihardjo.


Jenderal Abdul Haris Nasution (Menteri Kompartemen/Kepala Staf Angkatan Bersenjata) yang menjadi sasaran utama berhasil meloloskan diri dari upaya penculikan. Akan tetapi, puterinya, Ade Irma Suryani meninggal setelah peluru penculikmenembus tubuhnya. Dalam peristiwa itu tewas pula Lettu Pierre Andreas Tendean, ajudan A.H. Nasution yang dibunuh karena melakukan perlawanan terhadap PKI. Demikian pula Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun yang tewas ketika mengawal rumah Wakil Perdana Menteri(Waperdam) II Dr. J. Leimena, yang rumahnya berdampingan dengan Jenderal A.H. Nasution.

Di perkampungan Lubang Buaya para pemberontak PKI beramai-ramai menyiksa dan membunuh para perwira TNI AD. Mayat-mayat mereka dimasukkan ke dalam sumur kering dengan kedalaman 12 meter. Para pemberontak kemudian menyumbat lubang tersebut dengan sampah dan daun-daun kering.

Bagaimanakah sesungguhnya kejadian saat itu ?
Simaklah penuturan saksi mata peristiwa G 30 S/PKI, Letkol (Purn) Pol. Sukitman yang lolos dari upaya pembunuhan!

Pada 30 September malam dan menjelang dinihari 1 Oktober 1965, saya dengan mengendarai sepeda tengah patroli di Jalan Iskandarsyah, Kebayoran Baru. Tiba-tiba terdengar suara tembakan. Ketika saya cek, saya dihadang pasukan Cakrabirawa. Saya kemudian diseret dan dimasukkan di kabin sebuah bus di samping sopir. Dengan todongan senjata, kedua tangan saya diikat ke belakang, dan kedua mata saya ditutup kain. Saya baru tahu beberapa hari kemudian tembakan itu berasal dari rumah Jenderal D.I. Panjaitan.

Dari bus, saya kemudian diturunkan di sebuah tempat. Dan ketika tutupan mata saya dibuka, masih dalam suasana remang-remang saya melihat di sekitarnya telah penuh dengan pasukan sukarelawan (sukwan) dan sukarelawati (sukwati) Pemuda Rakyat dan Gerwani. Saya kemudian dibawa ke dalam tenda. Di sini saya mendengar kata-kata. Yani wis dipateni (Yani telah dibunuh). Saya juga melihat ada orang yang telentang berlumuran darah, dan ada yang duduk sambil diikat tangan dan ditutup matanya. Kemudian saya ditawan di sebuah rumah, bentuknya seperti sekolah emperan, karena ada bangku-bangku dan papan tulis. Di tempat ini, menjelang matahari terbit, saya menyaksikan satu persatu tawanan itu diseret dan kemudian diceburkan ke sumur, mereka kemudian ditembaki. Tembakan diarahkan dari kepala hingga kaki. Sementara para sukwan dan sukwati dengan bersorak-sorak meneriakkan yel-yel Ganyang Kapbir (kapitalis birokrat) dan Ganyang nekolim.

Saat penyiksaan, saya benar-benar ngeri dan takut. Saya hanya pasrah kepada Tuhan. Saya sendiri tidak tahu, kalau yang disiksa itu para pahlawan revolusi. Waktu itu saya menyangka mereka para kapbir seperti yang disebutkan oleh PKI. Saya juga tidak tahu kalau tempat yang banyak pohon karetnya itu Lubang Buaya.

Di sini, saya juga melihat seorang berbadan pendek dan gemuk terikat tengah diseret-seret dengan todongan senjata. Matanya ditutup. Kemudian orang itu, didudukkan di kursi dan dipaksa untuk menandatangani sesuatu. Tapi ketika orang itu menolak, ia diikat kembali. Kemudian diseret dan diceburkan ke sumur, untuk kemudian ditembaki seperti yang dialami rekan-rekannya. Saya baru tahu kemudian, orang itu adalah Jenderal S. Parman. Setelah semua korban dimasukkan ke sumur, kira-kira pukul 08.00 pagi, para sukwan dan Sukwati beramai-ramai menutupi sumur dengan sampah dan daun pohon yang telah kering. Saya kemudian dipanggil Lettu Dul Arif dan Letnan Siman, keduanya dari Cakrabirawa yang menjadi komandan penculikan para jenderal. Lettu Dul Arif mengembalikan senjata saya, carabine jungle yang sudah patah kayunya.

Pada sore hari, saya dibawa Lettu Dul Arif ke sebuah lapangan di Halim Perdanakusuma, dekat Penas. Kemudian saya bersama Iskak, sopir Lettu Dul Arif mengambil nasi ke suatu tempat dekat markas provost AURI. Kemudian kembali iagi ke daerah Halim untuk membagi-bagikan nasi. Di sini saya tertidur sampai pagi.

Pada 2 Oktober 1965, saya melihat satuan-satuan Cakrabirawa telah berganti pakaiannya. Bila sebelumnya mereka memakai jaket dan seragam coklat, kini loreng-loreng. Pada sore hari, saya berada sendirian, karena lelah saya berteduh di bawah kolong bus dan kemudian tertidur. Dalam keadaan sadar tidak sadar, kemudian saya mendengar suara-suara tembakan. Mendengar tembakan, pasukan yang dipimpin oleh Dul Arif lari kocar-kacir menggunakan truk-truk dan saya ditinggalkan sendirian. Saya menganggap kejadian ini sebagai mukjizat dari Allah swt. Bagaimana jadinya kalau saya tidak tidur, dan ikut bersama dengan pasukan pemberontak. Atau mereka menembak mati saya terlebih dahulu.


Setelah berhasil membunuh beberapa perwira TNI AD, PKI mampu menguasai dua sarana komunikasi vital, yaitu studio RRI di Jalan Merdeka Barat dan Kantor Telekomunikasi yang terletak di Jalan Merdeka Selatan. Melalui RRI, PKI menyiarkan pengumuman tentang Gerakan 30 September yang ditujukan kepada para perwira tinggi anggota “Dewan Jenderal” yang akan mengadakan kudeta terhadap pemerintah. Diumumkan pula terbentuknya “Dewan Revolusi” yang diketuai oleh Letkol Untung Sutopo.

Di Jawa Tengah dan DI. Yogyakarta, PKI melakukan pembunuhan terhadap Kolonel Katamso (Komandan Korem 072/Yogyakarta) dan Letnan Kolonel Sugiyono (Kepala Staf Korem 072/Yogyakarta). Mereka diculik PKI pada sorehari 1 Oktober 1965. Kedua perwira ini dibunuh karena secara tegas menolak berhubungan dengan Dewan Revolusi.

Catatan saya :
Didalam sebuah tulisan ini, saya tidak sedikitpun bermaksud buat mengungkit atau pun menguak luka lama bangsa ini. Namun, hendaklah anak bangsa sudah sepatutnya mempelajari, mengingat, dan mengerti peristiwa besar bangsa ini. Tak akan ada lagi yang mengingat hal ini kalau bukan kita.

Apalagi kita tahu sendiri, sebenarnya peristiwa ini masih meninggalkan banyak misteri. Misteri seperti apa? kalian yang mencermati peristiwa ini pun akan tahu.
Memang untuk saat ini, bukan kita yang hendak memecahkan misteri itu, namun, suatu saat mungkin. Akan ada anak bangsa yang berhasil mengungkap sebuah rahasia besar yang CIA pun hingga sekarang masih bungkam seribu bahasa.

Ambil hikmah nya, dan hargai jasa-jasa mereka yang telah hilang nyawa demi kehormatan bangsa. Bukan dengan perang, namun dengan semangat untuk mempertahankan kemerdekaan kita dengan cara apapun kita bisa.

sumber terkait : http://klikbelajar.com/pengetahuan-sosial/peristiwa-g-30-spki-1965/
Dengan perubahan "catatan saya".

Posted in | 2 Comments

Cerpen : Hantu Didalam Gelas

Di klab malam itu, malam sudah semakin larut, dentuman musik pun perlahan makin mengecil, seiring dengan makin berkurangnya customer yang beberapa jam yang lalu cukup memenuhi klab malam ini. Mataku sekarang hanya tinggal 5watt. Ibaratkan seorang pasien yang sekarat dan tinggal menunggu detik kematian nya saja, mataku pun begitu, tinggal menunggu detik ia terpejam. Namun badanku seakan tak mengizinkan aku untuk beranjak dari tempat yang sudah mulai membuat aku muak ini. Namun, lebih muak lagi, apabila aku harus pulang ke dalam penjaraku. Sebuah kurungan, yang tak lebih dari sebuah kandang sapi. Mungkin lebih parah dari itu. Jika aku membayangkan bagaimana itu tempat yang mereka sebut "Rumah", namun tak kudapatkan kesan nyaman sedikitpun disana.

Ketika pagi-pagi betul aku sudah pergi dari tempat itu dan aku baru akan pulang ketika Magrib akan menjelang. Terkadang aku tidur dirumah siapa saja yang sudi memberikan aku tumpangan untuk beberapa jam kedepan.

* * *

Sekarang waktu dijam tanganku sudah menunjukkan pukul 03.13. Waktu dimana seharusnya klab ini tutup. Sudah hampir setiap hari, dimana saat-saat kejenuhan menghampiri ku, aku berada ditempat ini, hanya sekedar untuk me-refresh segala isi yang ada diotak ku. Setidaknya, untuk satu minggu ini otak ku sudah terisi penuh oleh amarah. Sekarang, pengunjung diKlab malam ini hanya tinggal dua. Ditambah dengan dua orang pelayan yang mungki sudah bosan melihat wajah kusut ku sejak tadi.

Tak jauh dari pandanganku, ada seorang wanita yang tampaknya bernasib sama denganku. Wajahnya kusut seperti rumput yang terlalu sering diinjak-injak. Sebenarnya aku ingin mendekatinya, namun sudah kukatakan tadi, kalau badanku ini sudah tak mengizinkan aku untuk beranjak dari sini.

Aku memperhatikannya, aku terkesan melihat penampilannya. Rambut terurai sebahu, padahal jika rambutnya dikuncir saja, aku bisa melihat pemandangan lainnya disana. Apa yang bisa kutahan, saat melihat wanita dengan menggunakan rok satu jengkal dari pinggang. Tentunya aku berfikir dua kali untuk mempertahankan imanku.

* * *

. "Mas.. mas.. tempat ini udah mau ditutup." Tegur seorang pelayan laki-laki yang mencoba mengusir saya dengan nada halus.

. "Tapi, bagaimana dengan wanita disana? kenapa tak kau suruh juga dia untuk pergi?" Jawabku dengan nada tinggi.

. "Wanita yang mana mas?. Disini hanya ada mas sendiri, kami para pelayan hanya menunggu mas pulang sekrang."

Oh no!
apakah ini yang namanya mabuk? selama aku kesini, aku tak pernah mabuk,! apa karena alkohol blue whilskey yang kuminum dari tadi ini yang terlalu besar. Sehingga tingkat halusinasi ku meledak?

. "Eh pelayan tolol! Apa kamu benar tak melihat wanita cantik disana?."

. "Disini, wanita nya hanya tinggal pelayan yang ada di dapur sana mas. Itupun dia sudah bersiap-siap akan pulang." Jawabnya, mencoba meyakinkan ku.

Ahh!! fikiran ku semakin mengada-ngada, aku melayang kedalam sebuah fatamorgana yang aneh. Dengan spontan, ku hentakan gelas besar yang isisnya tinggal satu perempat minuman lagi itu dengan keras. Tak heran, hal itu membuat pelayan tolol tadi pergi dan meninggalkanku. Mungkin dia berfikir kalau aku telah menjadi anjing gila karena bir ini.

Beberapa detik kemudian, aku menolehkan wajahku pada wanita cantik tadi duduk. Aku terkejut dan tak bisa berbicara lagi, dia tak ada lagi disana. Padahal kurang dari 5 detik yang lalu, mataku masih indah memandanginya. Apa dia bisa menghilang? atau ini yang nama nya hantu?

Apa ini pengaruh blue whilskey yang sudah kuminum hingga gelas ke-13 yang aku hentakkan ke tanah tadi. Aku semakin gila malam ini, aku semakin tak karuan. Niat ku untuk menenangkan fikiran disini malah membuat ku kalang kabut tak tertahankan.

* * *

Aku makin gila, ketika mobil yang aku kendarai hampir saja menabrak 2 orang pejalan kaki, dan itulah puncak kegilaan halusinasiku malam ini. Kalau saja tadi mereka berhasil mencium roda mobilku, dapat dipastikan, aku akan habis dipukul dan ditelanjangi satpam yang jaraknya tak jauh dari tempat ini.

Untunglah aku kembali. Kembali menginjakkan kaki ku dipenjara ini. Dan saat itu juga aku mengganti sebutan penjara menjadi istana. Karena mulai pagi esok, aku tak akan lagi lama-lama pergi dari istana yang harus mulai kucintai ini, apalagi mengunjungi tempat berhantu macam semalam. Sungguh tak ingin aku kesana lagi.

Posted in | Leave a comment

Perbedaan Diatas Persamaan

Lama hidup di perkotaan, telah membuat saya terbiasa dengan apa saja yang ada disini. Mulai dari suasana kota yang tak tenang, hingga polusi udara yang semakin hari semakin dahsyat. Atau, hawa dingin yang senantiasa bersahabat dengan udara kota.

Jauh dari kota, tepatnya berjarak waktu tempuh lebih dari 13 jam dari palembang. Saya menginjakkan kaki disebuah desa. Desa Sikadamai, atau lebih dikenal dengan nama Desa Lebong panjang. Letaknya pun tak kurang jauh 3 jam dari kota Curup, Provinsi Bengkulu. Disana saya menghabiskan waktu lebaran di kediaman nenek.

Pertama kali menginjakkan kaki, saya sudah terbayang dengan angan-angan, kalau saya pasti tidak akan betah disini. Apakah saya bisa tidur? Apakah saya bisa makan disini? atau saya bisa boker tenangkah disini? Dan ketika kaki saya sampai disebuah kamar, saya langsung membaringkan badan. Mengingat kami sampai sekitar pukul 8 pagi, dan pergi selepas buka puasa kemarin nya dari palembang.

Ketika siang harinya saya bangun. Saya diajak kakak sepupu untuk jalan-jalan mengelilingi desa ini. Sebuah ajakan yang sangat sayang untuk saya tolak. Inilah perbedaan pertama yang saya temukan. Masyarakat dikota, kebanyakan anak seusia saya, mereka lebih dingin. Dalam artian tidak terbuka dengan orang yang baru mereka lihat. Jauh berbeda. DiDesa, anak sebaya saya sangat Welcome dengan anak baru macam saya ini. Bahkan mereka yang tak kenal sama sekalipun, tak canggung untuk menyapa saya.

Dari hal-hal kecil, saya menemukan sebuah pemikiran baru. Sebenarnya banyak orang mengatakan bahwa pergaulan dikota itu lebih bebas dan cenderung tak terkendali. Sebetulnya sama saja. Bayangkan saja, di desa ini anak SD saja sudah diperbolehkan merokok. Rokok memang tidak terlepas dari desa ini, karena mayoritas masyarakat didesa ini adalah perokok. Baik laki-laki maupun perempuan, tak ada larangannya.

Pergaulan malam pun disini seperti tanpa batasannya. Bayangkan, jam berapapun anak-anak disini mau pulang kerumah, tak sedikitpun para orang tua mencari. Saya sendiri berfikir wajar saja mereka seperti itu. Karena sebagaimana kita ketahui, kebanyakan orang desa itu perantau, jadi mungkin para orang tua belajar memaklumi anaknya pulang malam, karena suatu saat mereka akan melepas anak-anaknya sebagai seorang perantau.

Mengenai keamanan, sungguh sangat mengagetkan saya. Bayangkan, mengenai kendaraan. Disana saya akui, Memang sangat aman. Bayangkan saja, setiap malam, motor hanya diparkirkan didepan rumah. Atau bahkan dipinggir jalan. Lebih parah lagi, tak jarang kunci motor nya masih tergantung dimotor itu sendiri. Karena kebanyakan dari mereka malas menyimpan kunci di tempat lain, karena mereka takut lupa. Dan kita saya tanya kenapa mereka begitu berani nya seperti ini, mereka jawab : "Disini aman, tidak pernah terjadi curanmor, karena memang disini hidupnya saling mengerti dan pengertian". Mungkin kalian bisa bayangkan bagaimana kalau ada motor yang terkapar dipinggir jalan kota Palembang, lengkap dengan kunci nya. Pasti besok sudah ada di Koran.

Dari kebersamaan yang jarang saya temukan di kota, desa ini saya merasakan dalam satu keluarga berkumpul semua anggota nya mulai dari kakek nenek, paman bibi, anak cucu, bahkan cicit nya pun ikut hanya untuk bercerita dari sebuah malam. Kalau sudah seperti itu, Cemilan-cemilun pun tak sedikit dikeluarkan, dan ditemani dengan teh untuk menepiskan dingin nya malam pedesaan.

Keberagaman budaya yang sangat mendasar inilah yang membuat saya mendapatkan sebuah inspirasi. Betapa perbedaan sekecil apapun bisa kita cermati dan pelajari. Sebuah Perbedaan Diatas Persamaan.

Posted in | Leave a comment

Pertumbuhan Hidupku

"Manusia akan mengalami perubahan, layaknya tunas yang akan tumbuh menjadi pohon yang berbuah." Mungkin ungkapan itu pula yang berlaku pada diri saya. Pepatah tersebut khusus menyindir saya, atau yang membuat pepatah itu sendiri adalah nenek moyang saya. Perubahan mutlak terjadi pada diri saya. Khususnya Fisik. Tapi, itu kata orang. Saya menyadari kalo fisik seseorang itu akan mengalami perubahan.

Namun, jujur saya tidak pernah dan sampai saat ini pun belum menyadari perubahan itu. Ketika saya berkaca, saya tidak melihat apapun yang berubah pada diri saya. Mungkin hanya ada beberapa jerawat yang tumbuh, atau wajah saya yang sedikit mengganteng. Itu bukan kata orang. Mereka bilang? hhu...

Kejadian nya mulai masuk SMA. Seorang siswa yang berkulit sawo matang, rambut mowhak, dengan perawakan sedikit ganteng, iya itu saya. Memiliki berat badan tak lebih dari 45kg pada saat itu. Tapi na'as, makin lama, badan ini malah semakin berat. Berat dosa? bukan!. Semakin lama, kejanggalan itu semakin terasa, beberapa teman mulai kepo buat bertanya. " kok kamu agak gemukan?". Dengan berat hati saya menjawab: " bukan gemuk, hanya saja berat badan saya yang bertambah."

Waktu dengan ganas nya berjalan, dan kejanggalan lainnya mulai terlihat ketika Celana abu-abu SMA yang biasa saya kenakan tidak pas lagi dengan ukuran pinggang. What happen about as?. Terpaksa saya membeli celana dengan ukuran yang lebih besar.

Teman-teman semakin semangat mengejekku gemuk. Ya apa mau dikata, mereka tidak tahu. Sudah dibilang berat badanku saja yang bertambah, bukan berarti gemuk. Mungkin teman-teman hanya ingin menghiburku saja. Kalian memang teman yang baik.

Kejanggalan selanjutnya adalah ketika saya solat. Solat jadi kurang khusyuk saat sujud dan ingin beranjak ke tasyahud akhir. Saat itu, badan sudah mulai terasa berat. Mulai ada lipatan-lipatan di perut yang mengganggu. Dan gerak sudah sangat terbatas.

Selanjutnya, saya juga harus merelakan baju-baju saya untuk disimpan dulu. Karena sekarang sudah tidak muat lagi dengan ukuran badan saya. Pengalaman ini sungguh miris.

Ketika memasuki bulan puasa, saya sudah sumringah. " Horeeeee aku bisa diet!!!". Benar saja, awal-awal bulan puasa berat badan saya bisa turun hingga 3kg. Itu sudah prestasi buat saya. Eh pas lebaran, berat badan saya naik 5kg. Ya percuma dong kemarin turun, kenapa gak langsung naik aja sih :( ? menyakitkan!.

Tapi, amit-amit jangan sampe badan ini melar terus. Bahaya. Saya bisa minder, terus tidak keluar kamar satu bulan. Saya ingin diet. Hari pertama lancar, hari kedua aman, pas hari ketiga ibu masakan kesukaan, eeh naik lagi berat badan.

Sumpah deh, selama SMA ini, belum pernah satu kalipun saya ngukur berat badan. Asli takut. Lebih menakutkan dari pada saat masuk kerumah yang penuh dengan zombie nya. Takut tiba-tiba hasilnya mengejutkan dan membuat saya depresi lantas gila.

Di sekolah, kalo ketemu guru kelas 1 SMA. Semua pada heran liat perubahan fisik saya ini. Lihat seorang Rio Hardianto yang dulu nya kurus, kok sekarang?
Jawaban dari pertanyaan "Rio kok sekarang gemuk?" dari beberapa guru :
Guru Kimia : Banyak makan yang mengandung bahan kimia buk,."

Guru B.Arab : Ini gara-gara kebanyakan hapalan bu. Saya suka laper habis ngapal, dan makan sebanyak'nya.

Guru Matematika : *bawa timbangan* ukur sendiri dong pak! jangan kepo nanya-nanya"

Tapi sampai sekarang pun, saya tidak pernah merasa kalau saya gemuk. Mungkin inilah yang dinamakan pertumbuhan. Meski menyakitkan, namun harus saya syukuri. Jadi, cukup tahu saya dan kalian, dan jangan tanyakan berat badan saya lagi.

Posted in | Leave a comment

Menulis Itu Keindahan

Berawal dari hobi saya menulis. Seebenarnya dari balita saya sudah hobi menulis. Menulis dinding kamar tentunya. Mungkin dinding memang menjadi media tulis pertama saya. Setidaknya sejak kecil saya diajarkan untuk menuliskan nama sendiri, tidak di dinding kamar tentunya.

Sejujurnya, waktu sekolah dasar saya tidak terlalu menyukai menulis. Pernah kejadian, sewaktu kelaws 2 SD saya dimarahin guru, karena trulisan saya yang tidak terbaca dan cenderung mengotori kertas.Namun, dasar anak SD. Saya malah terus mengulangi dan belum memiliki ke inginan untuk merapikan jenis tulisan saya. Baru saat kelas 5 SD, saya tersadar kalo tulisan bagus itu penting. Agar terlihat lebih rapi. Cara belajarnya dengan banyak-banyak menulis, apapun saya tulis demi kerapian itu.

Di SMP, tulisan saya sudah semakin membaik. Sudah lebih rapi, tanda baca nya pun lebih jelas. Saat itu saya terus mencoba untuk mengasah kemampuan, yaitu menulis cerpen. Saya ingat sekali, cerpen pertama saya itu judulnya, "Hantu dalam gelas". Yang mendapatkan nilai 82 dari guru bahasa Indonesia, saat SMP dulu. Itu awal yang baik buat karya-karya ku selanjutnya. Naik ke kelas 3 SMP saya sudah semakin percvaya diri dengan tulisan saya yang menunjukan kemajuan. Paling tidak untuk menulis surat cinta, saya tidak akan malu karena orang yang dituju tidak bisa membaca tulisan saya.

Semakin lama, saya semakin tersadar bahwa, disinilah kekuatanku. Inilah bidangku. Atau, inilah yang aku bisa. Benar, saya sendiri merasakan ketenangan saat menulis, dan kepuasan tersendiri saat tulisan itu berhaasil saya selesaikan. Tak peduli sekeliling bilang apa, yang penting saya tidak merugikan mereka. Atau malah, saya berhasil membuat beberapa dari mereka tersenyum dengan tulisan saya.

Lanjut saat SMA, ada sesuatu yang membuat saya tertawa. Saya menjadi sekertaris kelas. Tugas yang biasanya dilakukan oleh wanita kebanyakan. Itu sebuah pengalaman unik buat saya pada kelas 1 SMA kemarin. Ntahlah, apa yang membuat saya ditempatkan pada tugas itu. Namun, saya sangat menikmati tugas itu dalam satu tahun.

Kelas 2 SMA, adalah masa saat saya menempatkan diri untuk menjadi seorang penulis. Memang bukan penulis novel terkenal, tapi saya akan menulis semua yang saya bisa. Suatu pepatah yang disampaikan oleh Nazriel Irham dalam buku nya. "yang terucap akan terlupa, dan yang tercatat akan teringat"

"Sesuatu yang ditulis tidak akan berguna sekarang, namun akan berguna untuk dikemudian hari" Kalimat ini pula yang memotivasi saya untuk terus berkarya dijalan saya sendiri, Apapun yang saya ingat dan apapun inspirasi itu, itulah yang akan jadi bahan goresan saya.

Ibu Safarina cukup banyak mengajarkan tentang kosa kata Bahasa Indonesia yang benar pada semua muridnya. Cara baca, dan cara penulisan kalimat dalam Bahasa Indonesia yang sebenarnya sepele, namun itu penting. " Sebagus apapun tulisanmu itu, apabila kamu menulis kata'dengan' menggunakan 'dgn' maka, percuma, karena kata itu yang akan mencederai tulisanmu" Saya masih ingat kalimat itu dari mulutnya. Dan semua dari kami dapat belajar untuk lebih memperhatikan cara menulis dan membaca yang tepat.

Berbagai referensi bacaan tak luput saya habiskan demi sebuah keluasan wawasan saya mengenai bahasa Indonesia yang baik. Sekarang memang saya adalah penulis amatir, namun dengan puluhan referensi di otak saya. Saya bisa menciptakan ratusan referensi baru. Dan tentunya nama "Rio Hardianto" akan dikenang pada masa nanti, untuk nama jalan setidaknya.

Saya juga menemukan banyak pemikiran baru dari ibu Eni Zahara. Guru konsling yang menurut saya telah banyak memberikan sebuah pemikiran baru. Secara unun, bu Eni mengajarkan siswa nya untuk tahu dan tidak salah pilih dengan cara kedewasaan diri yang mereka pilih. Secara khusus, bu eni kerap kali memberikan semangat moril dengan bumbu motivasi ala dirinya untuk saya. Secara tidak langsung, dukungan itulah yang membentuk olah fikir saya untuk tetap berada pada jalur yang saya minati. Yang lebih membuat saya senang, tulisanitu sendiri tak jarang dikomentari langsung oleh bu Eni, sedikit memberikan koreksi dan itulah yang membuat saya semakin menggebu untuk berkarya dijalan saya sendiri. Mungkin dia satu dari beberapa pengajar yang benar memperhatikan apa yang bisa dan dimiliki oleh anak didiknya.

"Jangan pernah berhenti menulis, karena disitulah bakatmu, terus asah dengan serius berlatih" saya sangat mengingat perkataan itu. Tanpa mereka yang membaca tulisan saya, saya tidak akan bisa mengukur seberapa hebat dan jelek nya tulisan saya, dan sejauh mana perkembangan saya. Dengan mereka yang mendukung apa yang saya klakukan ini, membuat saya lepas dan tanpa beban dalam menulis. Karena mereka yang ada di sekeliling saya, kadang saya dcuri waktu mereka untuk membaca tulisan saya. Ntah itu bagus atau buruk, yang penting saya memiliki semangat buat itu. TERIMA KASIH BUAT KALIAN SEMUA.

Menulis itu pintar. Jadi, anak Indonesia jangan pernah takut dan malas menulis. Tangan pegal itu tidak seberapa dibandingkan kepuasan hati yang akan kita dapatkan dari hasil tulisan itu. Jangan takut tulisan jelek, tapi percayalah kalau tulisan kita bisa membuat mereka tersenyum atau menangis haru.

Posted in | Leave a comment

Sebongkah Mimpi Untuk Masa Depan

Tiga tahun masa putih biru yang telah ku lewati, dan mengharuskan diriku untuk move on dari seragam tersebut menuju seragam putih abu-abu yang menjadi masa pendidikan akhir dengan seragam.

Tanpa rasa kebimbangan, aku telah menunjuk suatu SMA negeri disini. Dan dengan semua rasa percaya diri dan penuh kebanggaan, aku mengikuti seleksi di sekolah tersebut. Satu minggu panjang aku harap-harap cemas dan akhirnya hasil seleksi pun keluar.Dari sekitar 360 siswa yang diterima, ternyata namaku tak tercantum disana. Dengan kata lain aku gagal. Atau lebih kasar lagi aku tidak diterima di sekolah tersebut. Lebih miris lagi aku harus menyingkirkan satu mimpiku yang sudah tak mungkin untuk tercapai. Padahal dari sejak dulu, aku berkeyakinan bahwa masa depanku ada bersama sekolah tersebut.

Masih dalam susana dirundung duka, aku lebih harus menerima keyakinan bahwa ada teman saat SMP kemarin yang bisa terbilang "Peringkat Terakhir" dikelas, malah bisa bersenang diri dengan berhasilnya ia masuk di sekolah impianku itu. Apakah memang aku yang tiba-tiba menjadi bodoh? Atau ada faktor "LAIN" ?????? Saat semua masam-masa sulit itu kujalani, aku tetap harus melanjutkan pendidikanku. Masa depan yang mungkin kuraih ditempat lain. Akhirnya, aku terdampar disuatu sekolah yang jauh dari sekolah impian awal ku itu. Mungkin dengan itu aku lebih bisa mengubur semua impianku itu di dalam angan, atau syukur aku bisa melupakan semuanya.

Hari demi hari di awal sekolah baru ini mungkin hanyalah kejenuhan yang kurasa. Air mata pun sesekali tak dapat ku tahan. Kekalahan yang harus nya bisa ku terima dengan sportif, dan semua nya kuterima dengan ikhlas, namun memang hati ini yang belum bisa menapaki kenyataan ini.

Tuhan tidak mengizinkan aku berada disana. Lebih tepatnya Tuhan tahu dimana tempat terbaik untukku. Dengan prinsip seperti itu aku tegar menjalani hari-hari yang sebenarnya biasa-biasa saja. Ku jalani sepertinya adalah sebuah keindahan. Bukan keindahan semu, melainkan kenyataan yang harus kubuat menjadi indah. Lama kelamaan dan semakin berjalan nya waktu. Hati ini semakin terbuka untuk ikhlas menerima jalan Tuhan ini. Meskipun dari awal bukan kemauan ku berada disini. Tapi kembali lagi semua ini Tuhan yang menentukan. Di sekolah ini aku tetap harus membuat hari-hari ku nyaman. Dengan melupakan semua kegalauan kelam itu. Move on adalah harga mati untuk aku menuju jembatan masa depan yang akan kucari disini. Sekarang tak terasa namun jujur sangat kurasakan, aku sudah kelas 12. Dimana inilah tahap akhir aku berada disekolah ini. Jalan menuju masa depan sudah semakin dekat. Semua kesuraman itu oun perlahan-lahan sudah tertutupi. Semua lembaran itu akan ku tutup. Ku buang jauh-jauh, karena akan segera datang masa indah ini.

Yang harus ku lakukan saat ini hanyalah dua. Dua faktor yang mungkin akan sangat aku perhatikan disini ialah, yang pertama aku harus fokus pada pelajaran dan belajar. Terlebih aku harus benar-benar memahami pelajaran yang sudah sejak kelas 10 sangat tidak ku sukai. Bahasa Arab tentunya. Meskipun masa depan ku nanti aku tidak menginginkan ada sangkut paut nya dengan bahasa ini (contohnya: Gutu ngaji). Tapi untuk satu tahun ini aku harus mendongkrak nilainya. Meskipun itu mustahil. Baru dapat buku nya saja aku sudah cenat-cenut, apalagi diwajibkan memahami nya. Atau pelajaran Matematika. Parah banget memang. Guru matematika kelas 11 itu kan cantik sekali ya, hasilnya yang aku perhatiin itu gurunya, bukan angka yang ia jelaskan. Jadi aku juga harus mencintai Matematika, bukan gurunya.

Kalo yang pertama aku harus fokus terhadap pelajaran, nah kalo yang kedua ini tidak kalah penting nya. Aku juga harus fokus pacaran. Ya, kalo orang galau itu kan pikiran nya pasti cuma yang di galauin nya saja, terlebih buat para jomblo yang sibuk mikirin jodohnya, daripada bahasa Arab. Tapi kalo aku, cinta dijadikan sebagai semangat belajar atau motivasi buat kita sendiri. Selagi dampak positif yang akan kuterima, Why Not?

Pacaran dan belajar lebih baik daripada belajar dan pacaran. Karena sesuatu yang kita jalani, akan berlabuh pula ke sesuatu yang akan kita dapatkan. Prinsip pacaran dan belajar yaitu, ketika aku pacaran atau bergelut dalam gelora cinta, aku akan serius disana. Saling sharing atau saling belajar mengenai apapun akan membuat itu tidak membosankan. Pelajaran tidak hanya yang ada disekolah, namun lebih bertemakan kehidupan. Hasilnya aku akan semangat karena semangat belajar akan tumbuh dengan sendiri nya ketika dia selalu berada disisi ku. Itu sudah terbukti, dengan peningkatan nilai Raport dan juga kenaikan peringkatku saat kelas 11 yang lalu.

Jadi, mantapkanlah pilihan untuk satu tujuan diantara dua pilihan. Kesungguhan akan menentukan jalan kalian untuk terbuka lebar atau akan tetap terkunci rapat. Aku memang belum memiliki pengalaman tentang masa depan, namun setidaknya dengan masa lalu, aku bisa mempelajarinya untuk masa depan. Jadi, jangan pernah takut bermimpi. Mimpi itu gratis! Jadi bermimpilah sang pemimpi. Genggamlah masa depan kalian dan Railah Dasi dan Jas hitam kalian.

Posted in | Leave a comment

Tissue Khusus Jomblo

    Pada umumnya, manusia diciptakan berpasang-pasangan, wanita dengan laki-laki itu bisa disebut pacaran. Sedangkan kalo lelaki dengan Cowok itu bisa dibilang mereka bersahabat, bisa dibilang mereka itu Maho, atau lebihparah lagi, mereka itu KW (kaum Waria). Alaaaah! Tidak penting! Lupakan!.

    Yang ingin saya tulis disini adalah mengenai beberapa survei tak langsung saya, observasi ngawur saya, namun cukup bermanfaat menambah wawasan anda sekalian. Saya akan menulis mengenai masalah Pacaran dan Jomblo. Mungkin sebagian dari kalian merindukan tulisan-tulisan cinta dan galau saya. Mungkin juga tidak. Namun disini saya akan menulis nya kembali.

    Di Zaman yang penuh dengan ke absurd an seperti sekarang ini, mungkin kata-kata orang tua yang mengatakan " Kamu, jangan pacaran dulu ya nak. Belajar dulu yang serius dan Benar." Itu hanya sekedar menjadi petuah jadul saja. Betapa tidak, seperti fenomena kebanyakan. Anak usia 5 tahun itu saja sudah bisa suka dengan anak lawan jenis nya. Itu ibaratkan ngisep ASI saja baru finish kemarin. Ngompol saja masih 3x dalam satu malam. Atau parah nya lagi, Bicara saja masih A-o-a-o ( Cedal ).

    Naik dikit ke anak-anak SD, yang masih berlindung di bawah ketiak mama. Masa' sudah bisa pacaran? saya ingat sekali dulu saat masih SD, kalo teman pacaran tu ya dari surat ke surat. Habis kalo udah ketemu pacar didepan mata, dia gugup, grogi, terus bisa ngompol ditempat. Pernah kejadian suatu hari, teman saya itu pengen mengirim surat dengan pacar nya itu, jadi dia minta bantuan dengan saya. Saya sendiri dengan polosnya harus menolak permintaan tolong nya, karena jujur saja saya takut salah orang. Jadi teman saya itu minta bantuan dengan teman saya yg lain nya . Namun ironi sekali, teman saya si pengantar surat ini, sudah naik turun tangga, masuk lorong-lorong kelas untuk mencari, dan menunggu pacar teman saya itu keluar kelas nya. Setelah surat nya dikasihkan, ternyta isi nya cuma "lagi ngapain?" . Na'as buat si pengantar surat itu.

    Naik lagi ke Masa saya saat SMP. Saya ingat teman saya, seorang anak laki-laki polos, yang menyatakan cinta nya pada wanita yang dia sukai saat pemilihan ketua OSIS. Dengan polosnya teman saya itu berkata di taman, sebelah kolam kecebong yang air nya keruh. " Lu mau gak jadi pacar gue? " Tapi sial, sudah disuruh sampe 2 minggu lebih, teman saya itu malah ditolak. Jadi, saya dapat mengatakan bahwa masa SMP itu bisa disebut sebagai fase awal kegalauan manusia. Kenapa saya katakan demikian? Karena menurut saya disanalah saat-saat awal dimana pemikiran mereka sudah mulai meluas. Orang yang sudah mengenal cinta itu, dia cenderung berfikir lebih luas. Karena pemikirannya tidak akan terfokus hanya untuk belajar atau minum susu sebelum tidur.

    Masa SMA adalah fase dimana Cinta dan Galau anak manusia itu sudah lebih meluas. Bagaimana cara mereka menyikapi dan mengantisipasi kegalauan itu sendiri dengan cara mereka sendiri. Karena sedikit banyak mereka sudah mengetahui bagaimana dan apa yang harus mereka lakukan. ( baca selengkapnya : BIOGALAUNOLOGI). Saya kira, masa SMA ini sendiri tidak perlu lagi buat saya ceritakan. Karena kalian sendiri pasti sudah menikmati manis pahitnya 1001 rasa cinta. Ada hal yang lebih penting yang harus saya jabarkan.

    Kalo ada yang pacaran, tentunya ada yang jomblo. Buat para jomblo jangan takut dulu, karena untuk saat ini saya tidak akan menghina kalian. Oke!. Sebenarnya kenapa jomblo itu terjadi? 4 faktor utama nya adalah :
1) Tidak Laku
2) Terlalu banyak memilih
3) Selera pasar yang terlalu tinggi
4) Susah Move-on akibat 3 alasan diatas

    Kalo ada orang yang jomblo, terus ngaku-ngaku mereka jomblo karena masih mencari yang cocok, atau masih mau sendiri katanya. Itu kan alasan nya klasik banget. Jawaban seperti itu sebenarnya sudah tidak berlaku lagi. Alasan yang tepat adalah, mereka itu sulit buat move-on , berpindah ke suatu kehidupan yang akan lebih indah. Kendala mereka sulit move-on itu adalah akibat dari 3 alasan teratas. Contoh saja alasan nomor 3 itu, artinya adalah selera lawan jenis mereka yang menginginkan kualitas pasangan yang bagus, dalam artian dia Normal, baik, Ganteng/Cantik, dan tidak alay.

    Virus jomblo ini mudah menyebar ya! Nama ilmiah nya : Fakhirus Asmarakus Jomblonikus . Hal yang dapat disebabkan oleh firus ini yaitu. :

Galau Berkepanjangan
Manusia (khususnya cewek) kalo sudah galau, Wah... Bisa penuh status facebook atau TL-nya semua "Gue..Galau" yang seperti itu pokoknya. Atau lebih nparah lagi kalo mereka sudah kelewat galau, ya mereka nongol deh di acara musik pagi.

Tingkat ke-Dengkian Kronis
Mereka yang jomblo, akan merasa sangat iri ketika melihat temannya pacaran. Seolah-olah dunia cuma milik mereka yang pacaran, dan para jomblo hanya mengontrak disini. Lebih parah nya lagi, malam minggu itu dimana para jomblo akan menghabiskan banyak tisu buat nangis dikamar sambil meluk bantal sambil ngeliatin TL teman-teman nya yang lagi happy menghabiskan malam minggu berdua dengan pacar.

    Malam minggu itu menjadi malam jumat nya para jomblo, dimana mereka akan merasa dihantui oleh perasaan galau. Sebaliknya, malam jum'at itulah yang menjadi malam minggu nya para jomblo, karena mereka membuat perkumpulan khusus para jomblo dihari itu, atau setidaknya mereka terbebas untuk beberapa saat dari hantu-hantu di twitter.

    Buat para jomblo, sediakan tissue banyak-banyak dirumah untuk sekedar menikmati malam minggu anda dengan mengeluarkan air mata untuk menonton sinetron Putri yang ditukar, atau Tendangan si Madun. Sebaliknya, buat yang pacaran, segera persiapkan malam-malam anda bersenang-senang dengan sang pacar, dan satu lagi, jangan sampai kalian lupa Update status biar para jomblo makin nangis, terus ngabisin banyak tisu, dan tentunya para pedagang tisu akan kebanjiran order tissue khusus orang jomblo dan mereka akan mendapatkan untung yang besar. Akhirnya para kalian yang sudah buat jomblo nangis tadi akan mendapatkan pahala yang besar, dengan membantu mempromosikan tissue khusus otang jomblo tersebut.

Posted in | 2 Comments
Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com.