Pembodohan Diri

Waktu sedang bermain didepan kobaran api. Melilitkan cinta yang tak tenang, dan membelenggu perasaan yang hambar.

Waktu sedang bermain didepan remangan kesunyian. Menjawabkan sebuah tanya yang tersirat, dan mengecoh sebuah ketentraman jiwa.

Jawaban atas waktu tentang apa yang akan terungkap. Sudah jelas, sekarang. Dirinya bersama yang lain.

X : Dirinya?
Y : Benar!
X : Hatinya?
Y : Tidak!
X : Yakin?
Y : Masih, Aku!
X : Bodoh!
Y : Tetap! Diam! Diam!

Ku yakin sesuatu itu yang kini terselubung diantara jiwanya, itu aku. Dia bersama yang lain. Tapi hatonya, aku. Dia bergandengan dengan yang lain. Tapi dirinya, aku. Dia berpelukan dengan yang lain. Tapi dekapannya, aku. Dia berciuman dengan yang lain. Tapi cumbuannya, aku.

X : Dasar tolol!
Y : Tidak!
X : Buang semua itu!
Y : Lebih baik menjadi Gay!
X : Masih ada, Allah.
Y : (Terhentak)

Kuharap aku bisa membuat waktu terbungkam. Mendiamkan, dan mendiktrin waktu agar berpihak padaku. Waktu, Kau lihat itu! lihat! Dia tertawa bersama seorang yang bergelut dengan nafsu.

Dia tertawa berdua, bercanda bersama. Ah! Muak! Cuih! Buat apa? Apa? Senyumannya masih berbekas, tepat didepan mataku.

Birahi!
Konyol!
Sesaat!
Bangsat!
Keparat!

Posted in . Bookmark the permalink. RSS feed for this post.
Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com.